TEMPO.CO, Jakarta:Tak jauh dari pasar Tanah Abang, tepatnya di Jl. KS Tubun No. 4 Petamburan, Jakarta Barat, terdapat sebuah bangunan kuno yang dulunya milik seorang warga negara Perancis yang dibangun pada abad ke-19. Bangunan yang memiliki arsitektur kolonial serta sudah beberapa kali berpindah kepemilikan dan fungsi, akhirnya dijadikan sebagai Museum Tekstil.Gagasan untuk mendirikan museum tekstil muncul sejak tahun 1975 yang diprakarsai oleh Kelompok Pecinta Kain Tradisional Indonesia WASTRAPREMA. Dilatarbelakangi dengan membanjirnya tekstil modern telah banyak menggeser tekstil tradisional nusantara, maka pada 28 Juni 1976 gedung ini diresmikan sebagai Museum tekstil oleh Ibu Tien Soeharto dan disaksikan oleh Ali Sadikin selaku Gubernur DKI Jakarta.Koleksi awal Museum Tekstil diperoleh dari sumbangan Wastraprema sekitar 500 koleksi dan terus bertambah hingga saat ini mencapai kurang lebih 2000 buah. koleksi yang berasal dari seluruh wilayah nusantara dari abad ke-18 hingga sekarang, terbagi dalam beberapa kelompok koleksi seperti kain tenun, kain batik, kontemporer, campuran dan koleksi peralatan pembuatan tenun.Museum Tekstil didirikan dengan tujuan agar kita mengenal dan mencintai kain asli buatan Indonesia, sehingga nantinya tidak perlu kuatir lagi dengan membanjirnya tekstil modern dari negara lain. Karena kita bangga menggunakan produk buatan sendiri.Videografer & Editor : Denny SugihartoNarator : Anisa Luciana