Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Demokrasi Mesir Melalui Media Sosial

Videografer

Editor

Jumat, 25 Februari 2011 17:49 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Jakarta: Demokrasi pada masa kekuasaan Hosni Mubarak tidak mendapat tempat. Masyarakat Mesir tidak ada yang berani menyampaikan perbedaan pendapat. Diskusi mulai dilakukan di jejaring sosial, termasuk diskusi untuk membuat gerakan tanggal 25 Januari lalu, yang menjadi awal gerakan turun ke jalan menyerukan agar Mubarak turun. Di laman jejaring sosial, mereka tak lagi merasa takut menyuarakan pendapat, termasuk menyusun gerakan.Dengan mengangkat tema \'Revolusi Sosial Media di Mesir dan Indonesia' masyarakat Indonesia bercermin pada situasi dan kondisi serupa pada era reformasi di tahun 1998, dengan turunnya rezim almarhum Soeharto yang telah memimpin Indonesia selama 32 tahun. Indonesiana, untuk Indonesia lebih baik menjadi salah satu forum diskusi santai namun berbobot. Selain dihadirkan pembicara yang kompeten yaitu Qaris Tajudin, wartawan Tempo yang ditugaskan ke Mesir juga pakar Media Sosial, Enda Nasution. Tak kalah suasana di @america, Pacific Place, Jakarta, pada 16 Februari lalu lebih seru dengan hadirnya Wicaksono, wakil pemimpin redaksi tempo interaktif sebagai moderator.Selama Mubarak berkuasa, kata Qaris, masyarakat tidak ada yang berani menyatakan pendapatnya. Mereka yang tidak mendukung pemerintah, lebih memilih diam dari pada bersuara. Namun, situasi berubah ketika mulai ada media sosial twitter dan Facebook. Terutama menjelang gerakan demonstrasi besar-besaran berlangsung. Dalam kesempatan yang sama, pengamat media sosial Enda Nasution, menambahkan, gerakan di Mesir berawal dari diskusi di Facebook mengenai kematian Khaled Mohamed Saeed. Halaman itu dibuat oleh seorang karyawan Google, Wael Ghonim.Diikuti oleh sekitar 50 orang dari berbagai kalangan masyarakat ini, diskusi perdana yang rutin diselenggarakan setiap hari rabu ini diharapkan dapat menjadi media diskusi gratis dan terbuka untuk umum.Sesi tanya jawab pun menghidupkan suasana, selain peserta yang hadir sebagian besar merupakan pengguna teknologi terutama jejaring sosial yang menjadi poin perbincangan pada diskusi ini. Bagaimana peran sebuah media sosial yang justru mampu menggerakkan jutaan orang untuk solidaritas menyuarakan pendapatnya bahkan mampu menggulingkan sebuah pemerintahan seperti Mesir yang dipimpin Hosni Mubarak selama 30 tahun lamanya.Ayo gabung menambah wawasan seputar tema-tema yang hangat dibicarakan. Follow terus Twitter kami di @indonesiana untuk info selanjutnya dan @tempointeraktif sebagai situs berita online Indonesia.Video Journalist : DWI OKTAVIANE