TEMPO.CO, Filipina : Dua minggu setelah Topan Haiyan menghancurkan kota-kota pesisir di Filipina, para korban selamat mulai membangun kembali rumah mereka. Warga dari kota Palo yang terkena dampak berat, mulai memilah-milah puing untuk mencari bahan yang dapat digunakan seperti seng dan kayu, untuk membangun ulang. Dengan tugas berat membangun kembali, mereka hanya punya waktu sedikit untuk berkabung.Pemerintah Filipina memperkirakan korban tewas sekitar 4.000 orang, dan PBB memperkirakan sedikitnya 4,3 juta orang mengungsi. Lebih dari satu juta rumah rusak atau benar-benar hancur oleh badai.Roel Gular, yang kehilangan empat dari anggota keluarganya, dulu berbisnis rental komputer kecil-kecilan. Namun kini semua peralatannya tersapu banjir, meninggalkannya dengan hanya potongan plastik dan logam.Ia berkata, butuh setidaknya empat bulan baginya untuk pulih. Tidak jauh dari situ, Arturo Movilla dan tujuh anggota keluarganya mencari bantuan sementara di rumah putrinya. Ia berkata rasanya seperti kembali ke hari-hari awal Palo tahun 1944, saat Jendral Amerika Douglas MacArthur mendarat di jaman Perang Dunia II untuk membebaskan Filipina. Berjuang dengan tantangan logistik seperti kurangnya alat untuk memindahkan serta infrastruktur jalan yang terbatas, membuat pemerintah Filipina sulit untuk mencapai para korban.courtesy : youtube/NTDTVDWI OKTAVIANE