Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nenek Pemulung Sampah yang Akrab dengan kemiskinan

Videografer

Editor

Selasa, 17 Desember 2013 16:42 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Bandung : Gerombolan lalat dan tumpukan sampah selalu ada dalam hari-harinya. Ilah, Seorang wanita berusia 82 tahun terus mengeruk sampah mencari plastik yang dapat dijual di tempat pembuangan sampah tidak jauh dari rumahnya yang hampir rubuh.Dari pagi hingga sore hari Ilah mencari sesuatu di atas tumpukan sampah. Tidah peduli penyakit dan gas dioksin dari hasil pembakaran sampah di sekitarnya. Dengan tubuhnya yang renta ia membawa plastik yang dapat dijual tersebut melewati gang kecil menuju rumahnya.Pengap, kumuh, minimnya ventilasi udara. Dinding bilik kusam berlantai papan lapuk dan beratap plastik bekas begitu kentara disinari bohlam 5 watt yang menerangi ruangan berukuran kurang lebih 48 meter persegi. Kondisi itu membuatnya akrab dengan kemiskinan.Ironisnya, meski tempatnya tinggal di Kampung Bojongpulus RT 4 RW 2 Desa Banjaran Wetan Kabupaten Bandung itu hanya berjarak sekitar dua kilometer dari Kantor Kecamatan Banjaran, tidak pernah sekalipun ia mendapatkan bantuan.Keinginannya memiliki rumah yang layak tidak pernah tercapai. Lebih dari 10 kali, gubuknya itu didata oleh pengurus PNPM setempat. Namun sayangnya, alih-alih diperbaiki, justru dijadikan alat untuk menggelontorkan bantuan dari pemerintah saja.Videografer : Dicky Zulfikar NawazakiEditor : Dwi Oktaviane