Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pertunjukan Cahaya Terangi Kaki Langit Hong Kong

Videografer

Editor

Jumat, 23 Mei 2014 15:02 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Hongkong : Gedung pencakar langit tertinggi Hong Kong menerangi kaki langit kota yang sudah berkilauan itu pada hari Kamis (15 Mei) dengan sebuah instalasi audio-visual oleh seniman Jerman, Carsten Nicolai.Disebut " (alpha) pulse", pertunjukkan cahaya 50 menit ini dimaksudkan untuk mengirimkan getaran cahaya ke kota dari Pusat Perdagangan Internasional (ICC) sebagai bagian dari Basel Seni Hong Kong, pameran seni internasional lima-hari yang sedang berlangsung di kota.Direktur Basel Seni Asia, Magnus Renfew, berkata ini adalah sebuah tantangan untuk mencari seni publik yang tidak dikerdilkan oleh kepadatan gedung-gedung tinggi Hong Kong.Setiap malam dari 15 Mei hingga 17 Mei, 2014, pada 8:30 malam " (alpha) pulse" menghasilkan pola cahaya bergetar di seluruh muka bangunan gedung ikonis setinggi 490 meter di depan pelabuhan Kowloon itu.Ada sebuah aplikasi ponsel yang menyertainya, dirancang oleh Carsten Nicolai, yang memungkinkan penonton untuk berpartisipasi dalam " (alpha) pulse". Aplikasi ini menyediakan audio untuk instalasi dan menanggapi tampilan cahaya pada ICC, menambahkan lapisan lain untuk instalasi.Blogger seni Italia, Fiamette Di Michele, mengatakan ini adalah salah satu pameran terbaik yang pernah ia lihat.Kurator karya Nicolai dan temannya sejak tahun 1980-an, Gerd Harry Lybke, memuji karya yang dipajang.Menurut press release-nya, instalasi ini didasarkan atas prinsip pengaruh arus balik saraf pada sumber cahaya bergetar, dan dapat mengeksplorasi efek yang dimiliki lampu pada suasana hati, relaksasi, perhatian, dan kreativitas penonton.Courtesy : youtube/NTDTVRYAN MAULANA