Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banyak Dikunjungi, Candi Cangkuang Perlu Diekskavasi

Videografer

Editor

Jumat, 13 Juni 2014 15:30 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Garut : Dalam West Java Heritage Expedition 2014, Situ Cangkuang yang luasnya 25 hektare menjadi tempat persinggahan pertama tim ekspedisi. Para peserta tim ekspedisi bahkan sempat melihat simulasi ekskavasi atau penggalian dan konservasi di sekitar Candi Cangkuang.Candi Cangkuang di Kabupaten Garut saat pertama kali ditemukan pada 1966, candi ini masih berbentuk pondasi yang merupakan peninggalan Hindu di tatar Sunda itu berada di tengah pulau yang dikelilingi danau. Karena keunikannya itulah candi Cangkuang banyak dikunjungi wisatawan dalam maupun luar negri.Banyaknya pengunjung yang datang di Candi Cangkuang menyebabkan kekhawatiran akan kelestarian cagar budaya ini. Peneliti Utama Balai Arkeologi Bandung, Luthfi Yondri mengatakan, setiap bulan Candi Cangkuang dikunjungi 10 ribu orang. Jumlah tersebut bisa menyebabkan terganggunya pelestarian situs Candi Cangkuang. Menurutnya lingkungan sekitar candi Cangkuang mengkhawatirkan. Pihaknya mengadakan ekskavasi yang bertujuan untuk memperkokoh candi agar tidak rusak.Secara mitologis, candi Cangkuang merupakan sebuah bentuk simbol mitologi umat Hindu. Bangunannya bertingkat tiga, terdiri dari kaki candi, badan candi, dan bagian puncak atau yang disebut Mahameru. Candi Cangkuang merupakan bangunan hasil pemugaran pada tahun 1978. Material aslinya pun hanya 40 persen, sisanya merupakan bebatuan yang dibawa dari Jawa Tengah.Videographer : DICKY ZULFIKAR NAWAZAKIEditor : DWI OKTAVIANE