Chloroquine untuk Obati Pasien Covid-19 Disetop di Tunisia
Videografer
Editor
Kamis, 4 Juni 2020 08:00 WIB
Otoritas kesehatan Tunisia mengumumkan pada hari Rabu lalu bahwa negara itu telah menangguhkan penggunaan Chloroquine (klorokuin) dalam pengobatan pasien COVID-19, dan sedang meningkatkan pengujian virus corona skala besar di antara penduduknya.
Keputusan itu datang pada saat jumlah pasien COVID-19 di negara ini telah menurun secara signifikan, menjadi hanya satu pasien yang masih di rumah sakit.
"Tunisia hanya memiliki satu pasien COVID-19 di rumah sakit. Kami telah mendekati masalah hydroxychloroquine dengan cara yang obyektif. Ini pertama kali digunakan di dunia karena virus muncul tiba-tiba dan kami tidak siap. Kami berharap chloroquine akan menghentikan perkembangan sel dan membantu sistem kekebalan tubuh untuk melindungi paru-paru dan tubuh secara umum tetapi hasilnya tidak terlalu memuaskan," kata Dr. Tahar Guergah, seorang pakar dari Gugus Tugas COVID-19 Tunisia.
Guergah menambahkan bahwa faktor utama lain yang menyebabkan kesimpulan seperti itu adalah fakta bahwa jurnal medis The Lancet dan Organisasi Kesehatan Dunia telah memperingatkan terhadap penggunaan obat antimalaria terkait masalah keamanan.
"Keputusan itu diambil setelah publikasi studi pada 2 Mei di jurnal medis The Lancet yang dianggap tidak efektif, bahkan berbahaya dari penggunaan chloroquine atau turunannya seperti hydroxychloroquine terhadap COVID-19. Studi ini dilakukan mengikuti tes pada 96.000 pasien di 671 rumah sakit di dunia," katanya.
Video: China Central Television (CCTV+)
Editor: Ngarto Februana