Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Merebut Pancoran Buntu II dari Pertamina, Warga Sempat Dapat Serangan

Senin, 22 Maret 2021 14:01 WIB

Iklan

Belasan anak-anak terlihat bermain di dalam bangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Jalan Pancoran Buntu II, Jakarta Selatan pada Ahad siang, 21 Maret 2021. Mereka ditemani sejumlah mahasiswi yang bersolidaritas dengan warga untuk melawan aksi dugaan penggusuran paksa dari PT Pertamina Persero.

Sejak 17 Maret lalu, PAUD tersebut kembali ke tangan warga. Sebelumnya, bangunan yang sudah dipasangi plang 'Tanah Milik PT Pertamina' tersebut dijadikan pos upaya pemulihan aset Badan Usaha Milik Negera Tersebut.

"Mereka menduduki PAUD dari September 2020. Anak-anak enggak bisa sekolah," kata Wakil Paguyuban Warga Pancoran Buntu, Lilik Sulistyo kepada Tempo di sebuah tenda darurat di kawasan, Ahad, 21 Maret 2021.

Keberhasilan menduduki PAUD pada Rabu lalu, kata Lilik, berbalas serangan terhadap warga dari preman diduga bayaran dari PT Pertamina Training and Consulting (PTC), pada malam harinya. Warga dan preman bentrok hingga Kamis dini hari sekitar pukul 01.00. Kerusuhan berakhir setelah polisi memborbardir gas air mata ke pemukiman.

"Ada 28 korban luka-luka dari warga dan solidaritas," kata pria yang mengaku sudah enam tahun tinggal di sana.

Warga Pancoran Buntu II lainnya, Muhammad Chandra, menjelaskan bahwa PAUD tersebut didirikan oleh salah satu tokoh masyarkat setempat. Namun belakangan, sang tokoh menjual sarana belajar-mengajar itu ke Pertamina.

Upaya pengembalian fungsi PAUD diawali pada 16 Maret 2021. Chandra berujar mahasiswa berusaha melakukan mediasi dengan PTC untuk menuntut sejumlah hal. Tuntunan antara lain mengembalikan portal kepada warga, pengusiran alat-alat berat dari lokasi, tidak adanya penggusuran tanpa surat eksekusi pengadilan, serta mengembalikan PAUD ke tangan warga.

"Tapi mediasi tersebut tidak tercapai, karena perwakilan dari PTC enggak hadir," kata Chandra.

Bakda Asar keesokan harinya, kata Chandra, pihak PTC melakukan penggusuran rumah warga yang dinilai sepihak karena tanpa surat eksekusi pengadilan. Alat berat disebut mencoba meruntuhkan sebuh bangunan. Melihat kejadian itu, warga dan mahasiswa spontan melawan. Mereka juga merebut PAUD serta portal pintu masuk Pancoran Buntu II.

"Malamya ada serangan itu, seolah-olah nggak terima."

Jurnalis Video: M. Yusuf Manurung
Editor: Ridian Eka Saputra