Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Unik, Medali Olimpiade Tokyo Terbuat dari Limbah Elektronik

Videografer

Twitter

Editor

Dwi Oktaviane

Minggu, 25 Juli 2021 09:00 WIB

Iklan

Saat para atlet naik podium dan medali mereka dikalungkan di leher, mereka akan dengan senang hati mendarat di tiga besar. Proyek ini mendaur ulang gadget elektronik lama seperti smartphone dan laptop untuk menghasilkan Medali Olimpiade yang diberikan di Olimpiade Tokyo. Bagi masyarakat Jepang, proyek yang diluncurkan pada April 2017 menawarkan kesempatan unik untuk menjadi bagian dari Olimpiade.

"Kampanye tersebut meminta masyarakat untuk menyumbangkan perangkat elektronik usang untuk proyek tersebut," kata juru bicara Toyko 2020 Hitomi Kamizawa kepada DW. "Kami berterima kasih atas kerja sama semua orang."

Ada upaya nasional dua tahun di Jepang untuk mengumpulkan bahan daur ulang yang cukup untuk menghasilkan sekitar 5.000 medali perunggu, perak dan emas untu Olimpiade Tokyo 2020. Hingga 90% kota, kota kecil, dan desa di Jepang berpartisipasi dengan mendirikan situs penjemputan donasi di mana ratusan ribu warga Jepang mendonasikan perangkat elektronik lama mereka.  

Kampanye daur ulang menghasilkan 70 pon (32 kilogram) emas, 7.700 pon perak, dan 4.850 pon perunggu. Semuanya dari hampir 80 ton perangkat listrik kecil seperti ponsel dan laptop lama. Salah satu perusahaan utama yang terlibat adalah Renet Japan Group. 

Sementara Jepang akan menjadi yang pertama memiliki semua medali Olimpiade yang terbuat dari bahan daur ulang, konsepnya bukanlah hal baru. Di Olimpiade Rio 2016, 30% dari perak untuk membuat medali emas dan perak diperoleh dari bahan daur ulang seperti suku cadang mobil dan permukaan cermin. 

Video: Twitter/@Tokyo2020

Narasi: dw.com

Editor: Dwi Oktaviane