Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jelajah Negeri 7 Kota Episode 5: Bukti Perjuangan di Dataran Tinggi Berastagi

Videografer

Istimewa

Editor

Tempo.co - DS

Kamis, 16 Desember 2021 13:58 WIB

Iklan

INFO TRAVEL - Jelajah Negeri sampai di kota kelima, yakni Berastagi, Sumatera Utara. Untuk sampai di sana, kami harus menempuh perjalanan darat selama kurang lebih dua jam dari pusat Kota Medan.

Singkat cerita, tempat yang ingin kami tuju adalah Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi, Tanah Karo, Sumatera Utara. Udara yang dingin membuat kami harus menyiapkan pakaian ekstra untuk menjaga tubuh agar tetap hangat.Sejarahnya, pada agresi militer kedua Belanda di penghujung tahun 1948, Soekarno yang sudah menjadi presiden pertama Republik Indonesia, diasingkan ke Berastagi, Sumatera Utara. Rumah sederhana tersebut Soekarno itu terletak di Desa Lau Gumba, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Pada agresi militer kedua Belanda di penghujung tahun 1948, Soekarno yang sudah menjadi presiden pertama Republik Indonesia, diasingkan ke Berastagi, Sumatera Utara. Rumah sederhana tersebut Soekarno itu terletak di Desa Lau Gumba, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Jika dilihat sekilas, bangunan rumah ini terbuat dari kayu, berukuran sekitar 10 x 20 meter. Ciri bangunannya bergaya Eropa, baik pada bagian luar maupun dalam.

Pada saat itu, Soekarno diasingkan bersama-sama dengan Sutan Sjahrir dan Haji Agus Salim selama 10 hari. Setelahnya, mereka dipindahkan ke rumah pengasingan di tepi Danau Toba, di kota Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, selama kurang lebih dua bulan pada tahun 1949.

Rumah Pengasingan ini kini dikelola oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Namun sayang, saat kami singgah di sini, terlihat banyak muda-mudi yang keluar-masuk rumah bersejarah ini karena situs ini disewakan untuk kebutuhan penginapan.(*)