Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Meriahnya Perayaan Hari Santri Nasional di Dua Kota Ini

Videografer

Editor

Jumat, 23 Oktober 2015 15:50 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Serang: Ribuan santri di Serang Banten menggelar istighosah untuk memperingati Hari Santri Nasional, yang ditetapkan oleh pemerintah setiap tanggal 22 Oktober. Dalam kegiatan puncak peringatan Hari Santri Nasional di Serang, yang dipusatkan di Masjid At " Tsauroh pada Kamis kemarin, ribuan santri yang berasal dari sejumlah pesantren salafi di Serang Banten, menggelar doa bersama dan istighosah untuk mendoakan bangsa Indonesia agar mampu mengatasi sejumlah persoalan yang kini sedang dihadapi.Para ulama berharap, adanya peringatan Hari Santri Nasional ini, akan semakin mendorong para santri untuk semakin berkontribusi dalam pembangunan. Sementara itu, perayaan Hari Santri Nasional juga digelar di pondok pesantren di Kampung Bugen, Bangetayu, Semarang, pada 22 Oktober lalu. Kegembiraan para santri terlihat saat menyambut rombongan Kirab Santri Nasional. Satu rombongan grup Drumband MTS Al Wathoniyyah mengiringi santri santri di ujung jalan masuk menuju Pondok Pesantren Bugen yang diasuh Gus Ubed. Mereka menyambut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang melepas rombongan kirab nasional tersebut. Dukungan para santri terlihat dengan lambaian tangan di saat petinggi Nahdlatul Ulama dan Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Tengah melintasi mereka. Pejabat tersebut memulai rangkaian kirab dari pondok pesantren Bugen ini untuk berangkat bersama sama berziarah ke makam KH Sholeh Darat, guru dari KH Hasyim Asyari, yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama; dan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.Jurnalis Video: Darma Wijaya (Serang), Budi Purwanto (Semarang)Editor: Ngarto FebruanaNarator: Dwi Oktaviane