Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kondisi Memburuk, Anak Penjual Ginjal Dibawa ke RSUD Banten

Videografer

Editor

Selasa, 24 November 2015 22:11 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Serang: Kondisi kesehatan terus memburuk, Adrian, bocah penderita hepatitis B atau gagal hati asal Desa Teluk Lada, Kampung Kelapa Cagak, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang Ahad malam lalu akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Banten oleh orang tuanya Susanto untuk mendapatkan pertolongan medis dari dokter. Sebelumnya Adrian dirawat seadanya di rumahnya. Sehari sebelumnya Adrian mengalami muntah-muntah setelah mendapat asupan makanan, perut yang terus membuncit, dan kekurangan cairan argumin yang membuat badan Adrian lemas.Adrian sempat dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, pekan lalu. Oleh dokter Adrian didiagnosis harus menjalani operasi tranpalasi hati atau cangkok hati dengan biaya hingga 1,2 miliar. Mahalnya biaya operasi itu membuat ayahnya Adrian, yakni Susanto, terpaksa menawarkan ginjalnya untuk dijual senilai Rp 1,2 miliar. Bahkan Susanto sempat mendatangi Istana Negara dengan maksud menawarkan ginjalnya kepada Presiden Joko Widodo.Kini dengan ditemani oleh ayah kandungnya, bocah malang berusia lima tahun itu terbaring lemah di ruang perawatan anak kamar nomor 463 RSUD Banten. Sementara itu, ibu sang bocah, yaitu Waskem kini menjadi tanaga kerja wanita atau buruh migran di luar negeri untuk mencari biaya pengobatan.Oleh petugas medis, Adrian terus mendapat pertolongan dari tim dokter. Tidak hanya hepatitis B atau liver hati, Adrian juga didagnosis menderita gizi buruk. Ihat Sugiati, dokter spesialis anak di RSUD Banten, mengatakan, hepatitis B yang dialami Adrian sudah mengalami sirosis akibat komplikasi penyakit yang diderita Adrian, dan berakibat pada pendarahan saluran pencernaan. Sementara itu, untuk fungsi hati Adrian sudah mengalami pengerasan dan sudah tidak berfungsi lagi. Dengan keterbatasan peralatan medis, pihak dokter RSUD Banten hanya memberikan pertolongan medis seadanya dengan memberikan obat-obatan suportif, seperti transfusi argumin dan transfusi darah. Pihak dokter meyakini untuk penyembuhan, Adrian harus menjalani operasi transpalasi hati atau cangkok hati di RSCM Jakarta Pusat yang diperkirakan seluruh total biayanya mencapai 1,2 miliar rupiah. Mahalnya biaya operasi cangkok hati membuat orang tua Adrian, Susanto terpaksa menawarkan ginjalnya untuk dijual. Sementara itu, diakui orang tua Adrian, belum ada kepastian dari pihak BPJS yang berjanji akan membantu biaya operasi Adrian.Jurnalis Video: Darma WijayaEditor dan Narator: Ngarto Februana