Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

TPS Unik Ini Dibuat untuk Menekan Angka Golput, Hasilnya...

Videografer

Editor

Kamis, 10 Desember 2015 14:48 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Yogyakarta: Pemilihan kepala daerah, pilkada serentak tahun ini, di Sleman, Yogyakarta, dilakukan dengan cara unik, di tempat pemungutan suara (TPS) 14, dengan mengubah warung makan menjadi tempat pemungutan suara. Cara ini dilakukan guna menekan tingginya angka golput, atau tidak menggunakan hak pilihnya pada pilkada tahun ini yang dilakukan secara serentak.TPS 14, di Dusun Karang Bendo, Kocoran, Sleman, Yogyakarta ini terbilang cukup unik. Pada pemilihan kepala daerah tahun ini, warung makan ndeso sego sambel, yang digunakan untuk berjualan sehari-hari diubah menjadi TPS. Hal tersebut, selain unik, juga mampu meningkatkan partisipasi yang tinggi bagi para pemilih untuk berantusias datang, dan menggunakan hak pilihnya sehingga mampu menekan angka golput, atau tidak menggunakan hak pilihnya. Salah satu warga pemilih, Muryanti Ningsih, menuturkan, dirinya sangat mengapresiasi, ide, dan kreasi TPS 14 tersebut, dan berharap pemilihan kali ini berjalan baik dan lancar hingga perhitungan suara.Sementara itu, Ketua KPPS/TPS 14, Ngatidjo, menuturkan sengaja membuat TPS dengan konsep warung makan ini, tidak mengurangi syarat-syarat yang ada. Semua alat dan logistik pilkada semua sudah disediakan sesuai dengan aturan yang ada. Di TPS 14 sendiri, daftar pemilih tetap yang ada sebanyak 340 pemilih.Menggunakan warung makan yang dijadikan sebagai TPS tersebut juga mampu meminimalkan anggaran yang harusnya dikeluarkan pihak KPPS setempat. TPS unik ini sekaligus juga untuk menambah semarak ajang pemilihan kepala daerah yang dilakukan secara serentak, khususnya di wilayah Sleman, Yogyakarta.Jurnalis Video: Hand Wahyu (Yogyakarta)Editor dan Narator: Ngarto Februana