Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

TKI Terancam Hukuman Mati di Malaysia, Begini Reaksi Keluarga

Videografer

Editor

Minggu, 31 Januari 2016 18:12 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Ponorogo: Seorang tenaga kerja wanita asal Desa Gabel, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, sedang menjalani persidangan di Malaysia. Dia adalah Rita Krisnawati yang terancam hukuman mati karena kedapatan membawa empat kilogram sabu saat di Bandara Malaysia pada tahun 2013.Perkara tersebut membuat keluarga Rita bersedih. Mereka mengira tenaga kerja Indonesia atau TKI itu menjadi korban dari sindikat narkotika internasional yang memanfaatkan buruh migran sebagai kurir. Poniyati, ibu Rita menceritakan kasus itu bermula ketika anaknya diajak bisnis pakaian oleh salah satu temannya sesama TKI.Untuk memulai bisnis, menurut Poniyati, Rita diminta mengambil koper di suatu tempat. Koper yang dikira berisi pakaian itu dibawanya ke Bandara Malaysia. Di tempat inilah Rita ditangkap aparat kepolisian karena setelah digeledah koper itu juga berisi empat kilogram sabu.Hingga kini, proses hukum bagi Rita masih berlangsung di pengadilan Malaysia. Dari keterangan yang terungkap di persidangan, Poniyati menyatakan bahwa anaknya tidak tahu-menahu tentang isi koper yang dibawa. Informasi tersebut didengarnya langsung ketika beberapa kali mendampingi Rita di persidangan.Karena merasa anaknya tidak bersalah, Poniyati berharap agar pemerintah segera memulangkan Rita ke Indonesia.Januri, salah satu warga Desa Gabel, merasa tidak yakin dengan kasus yang membelit Rita. Sebab, selama ini bungsu dari dua bersaudara itu dikenalnya sebagai anak yang pendiam dan patuh pada orang tua. Januri merupakan perangkat desa setempat yang mengetahui perkembangan Rita sejak masih kecil. Jurnalis Video: NOFIKA DIAN NUGROHOEditor: Denny SugihartoNarator: Ngarto Februana