Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Usaha Rumahan Ini Bertahan Ditengah Gempuran Produk Impor

Videografer

Editor

Jumat, 5 Februari 2016 11:03 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Serang: Maraknya produk impor yang merambah kedalam negeri, membuat pelaku usaha kerajinan lokal kian tergusur. Namun tidak bagi pelaku usaha rumahan yang memproduksi langseng atau dandang yang berguna untuk untuk merebus air, membuat kue dan tempat untuk menanak nasi milik Yusup yang berada di Kampung Serdang, Desa Citasuk, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang.Dalam sehari proses pembuatan langseng yang dikerjakan oleh 3 orang pengrajin ini mampu menghasilkan 15 hingga 20 buah langseng berbagai ukuran. Dengan harga dari 16 ribu hingga 74 ribu rupiah per buah untuk masing " masing ukuran langseng. Pemasaran langseng produksi Yusup dan anak buahnya ini, kini sudah merambah ke sebagian wilayah Sumatera, Jambi dan Riau. Selain di pasarkan ke luar daerah, langseng milik Yusup ini juga di jajakan keliling kampung oleh warga sekitar.Setiap bulan Yusup mampu meraup omset hingga puluhan juta rupiah, namun omset tersebut berbanding tipis dengan modal awal.Bagi Yusup, maraknya produk impor yang merambah kke dalam negeri bukan suatu ancaman untuk menghentikan usahanya itu, namun masalah utama dari usahanya itu adalah banyak pelanggangannya yang melakukan penipuan.Minimnya sumber daya manusia, keterbatasan modal dan teknologi, serta mahalnya harga bahan baku, serta pemasaran yang tidak sehat membuat industri pembuatan langseng milik yusup ini kian terancam.Meski demikian yusup bersama ketiga anak buahnya ini memilih bertahan menekuni bisnis pembuatan langseng ditengah gempuran produk impor. Demi mempertahankan produk lokal sekaligus sebagai sumber mata pencaharian.Jurnalis Video : Darma Wijaya Editor/Narator : Ryan Maulana