Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ribuan Umat Hindu Gelar Upacara Melasti di Pantai Marina Semarang

Videografer

Editor

Selasa, 8 Maret 2016 16:50 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Semarang: Menjelang hari raya Nyepi, ribuan umat Hindu di Kota Semarang menggelar upacara Melasti, yakni pembersihan diri dan alam semesta, yang dilaksanakan di Pantai Marina. Perjalanan suci umat Hindu dilakukan dengan pawai keagamaan menuju sumber air yaitu pantai yang dianggap sakral. Melasti dimaknai sebagai proses untuk mengingatkan umat manusia akan makna tujuan hidupnya di bumi ini. Upacara Melasti dimulai dengan iring-iringan umat Hindu yang menggusung sarana sesaji atau banten, jempana yang diarak menuju sumber air. Arak-arakan akan yang diikuti ribuan umat Hindu ini diiringi oleh musik rancak Baleganjur yang ditabuh puluhan pemuda. Iring-iringan tersebut mengantarkan banten ke salah satu sudut Pantai Marina, Semarang. Dalam upacara Melasti ini dilakukan sembahyangan bersama menghadap ke laut. Dipimpin para Pandita, umat Hindu diajak membaca mantra-mantra sebelum memasuki inti sembahyangan. Sesaji dan kawagen yang diletakkan di depan para pandita sebagai simbol Trimurti tiga dewa dalam agama Hindu yaitu Wisnu, Siwa, dan Brahma. Di tengah-tengah upacara Pandita melakukan pelarungan sesaji dan pelepasan seekor bebek ke laut agar segala kotoran tersebut hilang dan suci kembali. Pada sembahyang Melasti dilakukan Panca Kramaning Sembah, atau lima kali sembah yang isinya memohon kesucian, meminta anugerah, dan mengungkapkan rasa syukur. Panca Kramaning Sembah sebagai puncak dari upacara Melasti. Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Semarang I Nengah Wirta Darmayana mengatakan dalam rangkaian Nyepi tahun baru Saka 1938 ini salah satu rangkaiannya adalah Melasti. Salah satu Umat Hindu, Mede Sinta Sekarayu, juga mengatakan kita bersembahyang di sumber air seperti pantai ini, agar pada hari Nyepi nanti kita bisa beribadah dengan tenang karena seimbang dengan alam semesta kita.Jurnalis Video: Budi Purwanto (Semarang)Editor dan Narator: Ngarto Februana