Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Orangutan dan Hanoman Memprotes Wali Kota, Alasannya...

Videografer

Editor

Senin, 21 Maret 2016 15:14 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Semarang: Dua orangutan dan Hanoman mendatangi kompleks Balai Kota Semarang untuk menuntut wali kota mengaudit Kebun Binatang Mangkang Semarang. Aksi ini terkait oknum pegawai Kebun Binatang yang tertangkap Bareskrim Mabes Polri saat melakukan jual beli satwa dilindungi di Yogjakarta. Aktivis yang berasal dari Center for Orangutan Protection berusaha menemui wali kota Semarang untuk meminta komitmen untuk memperhatikan tata kelola kebun binatang agar tidak terjadi lagi aksi jual beli satwa yang melibatkan kebun binatang. Kampanye menolak jual beli satwa dilindungi ini dilakukan di depan halaman Balai Kota Semarang. Dua aktivis menggunakan kostum orangutan dan Hanoman, tokoh pewayangan yang berjenis kera putih ini menjadi simbol penolakan tersebut. Aksi oknum pegawai kebun binatang Semarang yang membeli satwa dilindungi berupa satu ekor beruang madu dan burung julang emas dengan alasan untuk menambah koleksi kebun binatang adalah aksi illegal dan berakibat hukuman berat. Kampanye unik ini ternyata menarik polisi yang menjaga aksi tersebut untuk berfoto-foto. Sejumlah petugas dengan kamera telepon genggam memotret rekan mereka bersama para aktivis. Sementara rekan yang lain mengatur lalu lintas di depan balai kota Semarang. Koordinator aksi Daniek Hendarto mengatakan satu lembaga konservasi di Jawa Tengah terlibat dalam jual beli satwa dengan alasan untuk menambah koleksi sebuah kebun binatang, yang pada 11 Februari lalu Bareskrim Mabes Polri menangkap seorang pedagang satwa di Yogyakarta. Setelah dilakukan pengembangan, ternyata kasus tersebut melibatkan oknum pegawai kebun binatang Mangkang Semarang. Jurnalis Video: Budi Purwanto (Semarang)Stock Footages: Hand Wahyu (Yogyakarta)Editor dan Narator: Ngarto Februana