Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Koleksi Museum Seni Rupa dan Keramik

Videografer

Editor

Senin, 10 September 2012 15:48 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Jakarta: Jika berkunjung ke kompleks Kota Tua, sempatkanlah mengunjungi Museum Keramik dan Senirupa yang berada di sebelah timur museum Fatahilah. Bangunan dengan ciri arsitektur gaya Neo Klasik ini dibangun tahun 1870 dan hasil rancangan Van Raders.Pada awalnya gedung ini digunakan sebagai Lembaga Peradilan tertinggi Belanda (Raad Van Justice Binnen Het Casteel Batavia) pada 21 Januari 1870, dan selanjutnya pada tahun 1970-1973 digunakan sebagai kantor Walikota Jakarta Barat.Gedung ini memiliki luas bangunan sekitar 2.430 m2 dan dibangun diatas tanah seluas 8.875 m2. Terdapat bagian atas depan berbentuk segitiga yang menggambarkan Crown atau Mahkota Raja, sedang bagian teras depan ditopang tiang pilar atau Doric. Pada halaman depan terdapat dua meriam yang menambah kesan klasik gedung tersebut.Kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta pernah berkantor di museum senirupa dan keramik setelah tahun 1974 dilakukan pemugaran gedung. Pada tanggal 20 Agustus 1976 diresmikan sebagai Gedung Balai Seni Rupa oleh Presiden Soeharto. Lalu pada 10 Juni 1977 gedung ini kembali beralih fungsi menjadi museum keramik dan diresmikan oleh gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Seiring fungsinya yang menjadi pusat seni rupa, tepat pada tahun 1990, Balai Seni Rupa digabung dengan Museum Keramik menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik.Ketika memasuki ruang pamer, kita akan disuguhkan koleksi yang jumlahnya 500-an baik berupa lukisan maupun patung. Ada lukisan tertua antara tahun 1807-1880 yaitu lukisan Bupati Cianjur karya Raden Saleh Syarif Bustaman. Serta terpampang lukisan karya maestro Indonesia seperti Sudjono, Affandi, Hendra Gunawan, Basuki Abdulah dan pelukis lainnya.Di museum ini juga terdapat koleksi keramik lokal yang bersejarah yaitu keramik peninggalan kerajaan Majapahit dari abad ke 14. Tak hanya beragam koleksi keramik lokal, pengunjung juga bisa melihat koleksi keramik mancanegara berasal dari benua Eropa seperti Belanda, dan kawasan Asia seperti Cina, Jepang, Vietnam, dan Thailand.Video Journalist : DENNY SUGIHARTO | DWI OKTAVIANE