Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Komunikasi Dengan Wali Murid, Sekolah Ini Setuju Ide Full Day School

Videografer

Editor

Rabu, 10 Agustus 2016 16:21 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Semarang: Program Full Day School yang diusulkan Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy mendapat berbagai tanggapan dari pengelola sekolah. Salah satunya dari Sekolah Dasar Kuncup Melati, di Gang Lombok, Semarang. Sekolah yang sudah menerapkan lima hari belajar ini tidak mempermasalahkan program menteri tersebut. Di kota Semarang, sejumlah sekolah swasta sudah menerapkan Full Day School. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan hingga sore hari. Di sekolah Kuncup melati, penerapan lima hari sekolah bertujuan mengefektifkan kegiatan belajar mengajar. Siswa SD kelas tiga hingga enam, mengikuti pelajaran hingga jam tiga sore. Untuk mendukung Full Day School, pihak sekolah menyediakan makan siang bersama-sama. Sekolah yang menggratiskan siswanya ini terlebih dahulu mensosialisasikan kepada orangtua maupun siswa. Penerapan Full Day School tidak bermasalah selama komunikasi antara sekolah dan orangtua berjalan dengan baik. Kepala Sekolah SD Kuncup Melati Agustin Indrawati mengatakan, sekolah kuncup Melati memberlakukan sistem lima hari sekolah, hari Sabtu untuk kegiatan ekstrakulikuler. Sehingga hari Senin hingga Jumat anak anak pulang lebih sore. Karena sebelum menteri menerapkan sistim semacam itu disini sudah ada sehingga tidak bermasalah baik orangtua murid maupun siswanya, yang terpenting ada dikomunikasi. Sejalan dengan kepala sekolah, Kustini seorang wali murid mengatakan saat pamitan sekolah, anak biasanya bilang kalau ada tambahan pelajaran dan pulangnya sore. Sebagai orangtua pun hanya mengijinkan anak untuk mengikuti tambahan pelajaran dengan niatan menyekolahkan anak agar pintar. Mengikuti tambahan pelajaran juga tidak membayar.Video Jurnalis : Budi PurwantoEditor/Narator : Ryan Maulana