TEMPO.CO, Yogyakarta: Terus bertambahnya jumlah kendaraan, berbanding lurus dengan tingginya angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Berawal dari itulah, sekelompok siswa dari sekolah menengah kejuruan atau SMK Negeri 1 Ngawen, Gunungkidul berinovasi menciptakan perangkat keselamatan berkendara, khususnya sepeda motor. Alat yang dibuat dalam waktu tiga minggu ini, memungkinkan sepeda motor tidak akan bisa digunakan apabila pengendara tidak mengenakan alat keselamatan berkendara, seperti helm dan surat-surat kendaraan baik SIM maupun STNK. Cara kerja alat ini cukup sederhana, yakni SIM dan STNK kendaraan yang sudah divalidasi dengan kode tertentu, kemudian ditempelkan pada alat sensor yang dipasang pada bodi kendaraan dengan tenaga baterai yang bersumber pada aki motor. Setelah terbaca, sensor SIM dan STNK tersebut akan diolah oleh prosesor, agar dapat mengaktifkan sistem pengapian sepeda motor. Namun dengan cara ini sepeda motor belum bisa dihidupkan, pengendara masih harus mengenakan helm yang sudah dimodifikasi dengan sensor, helm juga harus dikancingkan dengan benar sampai berbunyi klik. Setelah tiga proses dilalui barulah sepeda motor bisa dihidupkan dan digunakan, selain untuk keamanan berkendara juga bisa diaplikasikan sebagai alat anti maling. Dengan inovasi ini diharapkan akan mampu menekan angka kecelakaan lalu lintas yang saat ini banyak terjadi menimpa pelajar di Gunungkidul, Yogyakarta.Jurnalis Video : Hand WahyuEditor/Narator : Dwi Oktaviane