Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jelajah Kota Depok Tempo Dulu

Videografer

Editor

Kamis, 13 Desember 2012 13:30 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Depok : Menyebut kota Depok, terlintas dalam benak kampus Universitas Indonesia yang berkawasan asri dengan danau ditengah kampusnya. Tapi jangan salah, masih banyak hal istimewa yang bisa kita jumpai di kota yang berikon buah belimbing dewa berwarna kuning keemasan ini.Tim Tempo dan komunitas pecinta heritage, Love Our Heritage menjelajah kota yang berbatasan langsung dengan Jakarta dan masih termasuk wilayah provinsi Jawa Barat ini. Sebagai tempat berkumpul sekaligus titik awal dalam perjalanan kali ini, dipilihlah kawasan Pondok Cina. Tepatnya di jalan Margonda Raya disamping halaman pusat perbelanjaan, masih berdiri kokoh sebuah bangunan yang didirikan pada tahun 1841 oleh seorang arsitek Belanda. Rumah Pondok Cina begitulah sebutannya, dahulunya sebagai tempat singgah sementara pedagang Cina untuk kembali ke Batavia, namun kini beralih fungsi menjadi cafe dan restoran. Hanya sebagian saja yang masih asli dari rumah tersebut, yaitu pilar, lantai teras dan tembok yang berada di dalam ruang depan.Perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri jalan Raya Bogor KM 34 tepatnya di Kompleks RRI Cimanggis, terdapat sebuah rumah yang dibangun oleh David J. Smith antara tahun 1775 sampai tahun 1778. Rumah Cimanggis begitu masyarakat sekitar menyebutnya, Pemiliknya adalah janda kaya dari Gubernur van der Parra. Melihat kondisinya kini sangat memprihatikankan, dengan atap yang bolong, pintu, jendela yang rusak dimakan usia dan juga sudah tak terawat lagi.Bangunan lain yang masih berdiri hingga kini yaitu di jalan Tole Iskandar, ada sebuah jembatan yang dibangun tahun 1917 oleh seorang insinyur bernama Andre Laurens. Dulunya jembatan ini jadi satu-satunya jembatan penghubung kota Depok dengan Batavia dan Bogor. Nama jembatan Panus diambil dari nama seorang warga bernama Stevanus Leander yang tinggal disamping jembatan tersebut. Tak jauh dari jembatan Panus, tepatnya dijalan kamboja,ada sebuah komplek pemakaman tua milik ke 12 kaum keluarga masyarakat Depok. Di pemakaman ini terdapat pula makam Presiden Depok yang terakhir bernama J.M. Jonathans. Peninggalan rumah Dinas Presiden dan gedung pemerintahan Depok, yang sekarang berubah menjadi Rumah Sakit Harapan Depok yang merupakan rumah sakit tertua di Kota Depok.Masih seputar sejarah Kota Depok, perjalanan diakhiri dengan mengunjungi GPIB Immanuel termasuk Gedung Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein. YLCC merupakan perkumpulan ke-12 kaum keluarga Depok yang dahulunya menjadi pekerja di tanah milik Cornelis. Video Journalist : DENNY SUGIHARTO (PDAT)