TEMPO.CO, Yogyakarta: Tingginya angka bunuh diri di Gunungkidul,Yogyakarta membawa kekawatiran bagi pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Angka bunuh diri dengan cara gantung diri di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2017 sudah masuk dalam kejadian luar biasa.Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mencatat dalam kurun waktu 45 hari disepanjang tahun 2017 sudah ada 10 warga tewas bunuh diri dengan cara gantung diri. Dalam kasus bunuh diri didominasi oleh usia produktif yakni dibawah usia 60 tahun.Dokter Kesehatan Jiwa, RSUD Wonosari, Ida Rochmawati mengatakan, banyaknya kasus gantung diri, sudah masuk dalam kejadian luar biasa lantaran tren korban bunuh diri dari segi usia telah berubah.Ida juga menyebutkan, ada banyak faktor penyebab bunuh diri di Gunungkidul diantaranya faktor biologi lantaran adanya gangguan diotak. faktor psikologis, faktor sosial, faktor budaya seperti kepercayaan adanya pulung gantung, yang disebutnya telah membudaya dalam masyarakat yang menjadi salah satu faktor pemicu bunuh diri. Sementara itu,Sekretaris Daerah,Gunungkidul, Drajat Ruswandono mengatakan, bunuh diri yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul tidak terjadi karena adanya faktor kemiskinan. Dia menyebut rata-rata kasus yang terjadi karena adanya depresi, seperti depresi karena menderita penyakit akut atau putus cinta.Melihat tingginya angka bunuh diri pada awal tahun ini, Drajat meminta seluruh element yang telah masuk dalam bagian dari satgas berani hidup untuk bahu membahu menekan angka bunuh diri di Gunungkidul, pihaknya juga akan segera merumuskan tindakan dalam pencegahan bunuh diri.Diharapkan dengan adanya satgas berani hidup yang telah dibentuk, angka gantung diri yang ada di Kabupaten Gunungkidul dapat ditekan seminimal mungkin.Jurnalis Video: HandwahyuEditor/Narator: Ridian Eka Saputra