TEMPO.CO, Yogyakarta: Tanaman enceng gondok sering menjadi gulma karena sifatnya yang tumbuh dan berkembang dengan cepat di lingkungan perairan. Berawal dari banyaknya enceng gondok di lingkungan sekitarnya, Ridho, warga Desa Ngeposari, Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, mulai menekuni usaha kerajinan berbahan baku enceng gondok. Lelaki 42 tahun ini mengubah enceng gondok menjadi barang fungsional.Bukannya tanpa kendala, sejak memulai usahanya pada tahun 2002, tidak ada satupun peminat kerajinan enceng gondok. Baru pada tahun 2007, banyak eksportir yang mulai melirik kerajinan enceng gondok. Sejak itu, berbagai kerajinan dengan bahan baku enceng gondok mulai diminati pasar mancanegara khususnya Eropa. Dalam produksinya, Ridho melibatkan lebih dari 170 pekerja dari beberapa dusun di sekitar rumahnya. Para pekerja umumnya adalah ibu rumah tangga yang bekerja dengan sistem borongan dan paruh waktu. Dalam sehari, industri rumahan ini mampu memproduksi hingga 100 barang kerajinan.Proses pembuatan kerajinan enceng gondok pun tergolong rumit. Enceng gondok yang berbentuk panjang-panjang kemudian dikeringkan. Setelah kering kemudian dianyam sesuai bentuk dan ukuran. Berikutnya, enceng gondok yang sudah dalam bentuk anyaman, kemudian dililitkan pada rangka dan dilakukan proses pengeleman. Proses berikutnya adalah membuat bentuk barang dengan cara dipukul sesuai keinginan, dan proses terakhir adalah pengeringan. Selain membuat barang yang awalnya tidak berharga menjadi barang bernilai ekonomis, usaha kerajinan enceng gondok juga memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. Salah seorang warga mengaku, dengan adanya industri kerajinan enceng gondok ini, mampu mengangkat perekonomian warga sekitar yang sebelumnya hanya bekerja sebagai buruh tani.Berbagai jenis kerajinan ini dijual dengan harga mulai 50 ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah, tergantung jenis dan ukurannya. Banyak diminatinya kerajinan enceng gondok ini membuktikan, dengan ide dan kreatifitas barang yang sebelumya tidak bermanfaat mampu menjadi barang yang bernilai.Jurnalis Video : Hand WahyuEditor/Narator : Dwi OktavianeMusik Ilustrasi : Believer - Silent Partner _ YouTube Audio Library