Polisi Lakukan Penyelidikan Dugaan Tambang Ilegal Yang Longsor Pekan Lalu

TEMPO.CO, Yogyakarta: Jajaran Kepolisian Resort Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta terus melakukan penyelidikan terhadap ambrolnya bukit di Desa Sambirejo, Ngawen yang menewaskan sepasang suami istri. Polisi terus mendalami adanya dugaan praktik tambang ilegal.Selain menutup area tambang dengan menggunakan garis polisi, pihak Kepolisian Resort Gunungkidul telah memeriksa sejumlah saksi yang terlibat dalam dugaan praktik tambang ilegal yang menewaskan Manto dan Tugiyem, pada Jumat 3 Maret 2017 lalu. Saat ini polisi juga mengamankan dua truk dan satu unit alat berat.Kapolres Gunungkidul, Ajun Komisaris Besar Polisi, Nugrah Trihadi mengatakan, Satuan Reserse dan Kriminal terus mendalami kasus pertambangan yang diduga ilegal tersebut. Selain memeriksa saksi, pihak kepolisian juga memeriksa seluruh berkas perijinan pertambangan.Polisi juga melakukan pemeriksaan terhadap enam orang yang terlibat dalam aktivitas penambangan, serta sudah mengumpulkan beberapa bukti lainnya. Adapun bukti yang diamankan di antaranya dua unit truk dan satu unit alat berat jenis backhoe.Pengamanan beberapa alat bukti ini untuk kepentingan penyelidikan. Sebab saat kejadian, unit tersebut berada di lokasi dan digunakan sebagai alat penambangan. Hingga saat ini polisi juga masih memasang garis polisi dibekas tambang maut tersebut.==Sound Bit Up/ Nugrah Trihadi/ Kapolres Gunungkidul===Diketahui sebelumnya, Jumat petang 3 Maret 2017 sekitar pukul 18.30 WIB, bukit setinggi puluhan meter yang berada di Dusun Jentir, Desa Sambirejo, Kecamatan Ngawen Gunungkidul, ambrol dan menimpa dua bangunan rumah, truk dan alat berat. Dalam perisiwa tersebut pasangan suami istri menjadi korban longsornya bukit tambang batu tersebut.Jurnalis Video: HandwahyuEditor/Narator: Ridian Eka Saputra