Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menteri Susi Resmikan Galeri Benda Muatan Kapal Tenggelam

Videografer

Editor

Rabu, 15 Maret 2017 20:06 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Jakarta: Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meresmikan galeri Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT), Senin sore, 13 Maret 2017, di Gedung Mina Bahari, Jakarta Pusat. Acara tersebut dihadiri para duta besar negara sahabat juga tamu undangan lainnya. Galeri tersebut menampung sekitar 200.000 lebih koleksi benda muatan kapal tenggelam dari abad ke-9 hingga abad ke-18 Masehi. Namun, yang dipamerkan dalam galeri ini hanya sekitar 1.500 buah. Barang diperlihatkan beragam seperti mangkuk, vas, dan botol. Beberapa di antaranya termasuk jenis langka. Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa ide membangun galeri ini berasal dari dirinya. Ide tersebut muncul saat ia melihat penyimpanan barang muatan kapal tenggelam yang berdebu. Susi merasa tidak ikhlas jika barang-barang yang merupakan artefak tersebut tidak terurus. Ia pun mengimbau kepada para kolektor untuk meminjamkan koleksinya agar bisa disaksikan oleh pelajar dan masyarakat umum.Indonesia sebagai negara kepulauan, yang sebagian besar wilayahnya berupa laut, memiliki potensi yang besar benda kapal tenggelam. Apalagi wilayah Indonesia merupakan perlintasan kapal-kapal dari Eropa ke Asia Timur dan sebaliknya melalui Selat Malaka. Berdasarkan perkiraan yang dikeluarkan oleh Badan Riset Kelautan dan Perikanan pada tahun 2000, terdapat 463 titik lokasi kapal tenggelam di perairan Indonesia, tersebar di perairan Riau, Selat Karimata, perairan Bangka-Belitung, dan Laut Jawa. Kapal-kapal yang tenggelam tersebut, menurut Susi, umumnya membawa komoditas dan barang dari Cina, Asia Barat, dan Eropa, seperti Belanda, Inggris, dan Spanyol.Jurnalis Video: Maria FransiscaEditor: Ngarto Februana