Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Trotoar di Indonesia Bersolek

Videografer

Editor

Selasa, 21 Maret 2017 10:05 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Jakarta:Salah satu tren di media sosial sekarang adalah berfoto di trotoar yang cantik. Sudah dua bulan terakhir ini, misalnya, lini masa media sosial dipenuhi hasil swafoto anak-anak muda yang pelesiran di Jalan Malioboro, Yogyakarta. Latar belakang foto bukan toko, lukisan, atau pemandangan alam, melainkan jalur pedestrian.Pemerintah Yogyakarta memang menata jalur pedestrian di Malioboro menjadi kian apik. Biayanya mencapai Rp 22 miliar untuk tahap pertama. Trotoar diperlebar. PKL direlokasi. Bangku taman bergaya klasik dan lampu antik menambah keromantisan Kota Pelajar.Tak hanya Yogyakarta. Pengelola kota lain pun berlomba-lomba menciptakan jalur pedestrian yang ramah dan manusiawi. Bergeser sejauh 330 kilometer ke timur, di Surabaya ada jalur pedestrian di sekitar Jalan Embong Malang yang layak masuk Instagram. Bola keramik raksasa berwarna kuning bertebaran di tepi trotoar. Ketika musim kemarau tiba, bunga tabebuya bermekaran: putih, merah jambu, dan kuning. Tumbuhan ini ditanam untuk menyejukkan trotoarSekitar 12 titik di Kota Bandung dipercantik dengan trotoar bermaterial beton berpola dan granit dengan anggaran Rp 168 miliar. Kota Bandung memiliki standar Panca-Trotoar, yakni ketersediaan tempat sampah, pot bunga, kursi, bola batu sebagai pengaman, dan penerangan jalan.Meski beberapa daerah telah mempercantik trotoarnya, pakar tata kota Nirwono Joga menyatakan tak ada satu pun jalur pedestrian di Indonesia yang ideal. Tak ada rencana induk bagi pejalan kaki dan tidak ada integrasi antar-instansi yang berkepentingan atas jalur pedestrian. Padahal trotoar merupakan hak mendasar warga dan merupakan elemen utama dalam membangun kota. Sumber: Koran Tempo Edisi 18 Maret 2017Produser: Sadika HamidEditor: Andy