Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Opini Tempo: Siti Aisyah dan Perangkap Agen Korea Utara

Videografer

Editor

Senin, 10 April 2017 20:22 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Jakarta: Siti Aisyah menambah panjang daftar buram perempuan Indonesia yang diperalat orang asing untuk kegiatan kejahatan. Perempuan 25 tahun itu menjadi tersangka pembunuhan Kim Jong-nam, abang tiri Presiden Korea Utara Kim Jong-un.Dari rangkaian peristiwanya, tidak sulit menyebutkan Aisyah sebagai orang yang direkrut lewat jebakan aktor intelektual. Bekerja sebagai terapis di Ningo Spa, Aisyah diiming-imingi sejumlah uang dan merintis karier sebagai artis yang bakal sering muncul di televisi.Petunjuk paling kuat menegaskan Aisyah diperdaya dengan ikut latihan pengambilan gambar program televisi reality show (prank). Investigasi majalah Tempo menemukan Aisyah sempat diajak melakukan latihan 12 kali di Malaysia dan Kamboja. Pelataran hotel, mal, dan bandara menjadi ajang geladi resik.Perkenalan yang singkat dengan seorang pria Korea Utara bernama Ri Jo-u alias James, pada 5 Januari 2017, lewat seorang sopir taksi di sebuah kawasan hiburan malam di Kuala Lumpur, bisa menjadi petunjuk keras. Tak lazim perkenalan yang tak sampai satu setengah bulan bisa membuat seseorang seperti Aisyah menjadi agen. Satu lagi yang tak kalah penting adalah motif pembunuhan. Polisi Malaysia mesti bisa membuktikan kepentingan seorang pemijat dan pekerja malam menghabisi nyawa saudara tiri pemimpin tertinggi Korea Utara. Bukti berupa rekaman CCTV di sejumlah tempat yang dipakai mesti segera didapatkan agar bisa dihadirkan di muka pengadilan. Selain itu, pengakuan orang-orang yang pernah memperkenalkan Aisyah dengan James juga akan jadi bukti pendukung penting untuk meringankan. Di luar urusan pembuktian pengadilan, pemerintah Indonesia juga harus memprotes cara pemerintah Malaysia menangani kasus ini. Pembatasan akses wakil KBRI di Kuala Lumpur untuk bertemu dengan Aisyah menjadi hal yang tidak sepatutnya dilakukan Polisi Diraja Malaysia. Belum lagi pernyataan Kepala Polisi Diraja Malaysia yang terburu-buru memvonis Aisyah sebagai pelaku pembunuhan berencana dan mengabaikan dia ditipu lewat acara prank. Kita pantas menyesalkan cara pemerintah Malaysia menangani kasus kematian Kim Jong-nam. Mereka seperti terteror dengan ancaman yang dilontarkan pemerintah Korea Utara. Alih-alih mengejar empat tersangka yang sudah keburu kabur meninggalkan Malaysia pada hari kejadian dua tersangka yang bersembunyi di Kedutaan Besar Korea Utara malah dibiarkan melenggang pulang ke negaranya.Kekalutan pemerintah Malaysia ini bisa menjadi celah meminta keringanan hukuman bagi Aisyah. Jangan sampai Siti Aisyah menjadi kambing hitam--menutup kegagalan aparat hukum Malaysia menjerat pelaku utama.Produser: Sadika HamidEditor video: Andy