Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tradisi Ngabungbang di Kaki Gunung Tangkuban Parahu

Videografer

Editor

Sabtu, 26 Januari 2013 17:19 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Bandung : Berbalut kain putih, pada jumat malam 25 Januari 2013 para warga barbaur dalam suasana sakral dan penuh kegembiraan saat menggelar tradisi Ngabungbang (membersihkan diri) di kaki Gunung Tangkuban Perahu. Ritual ini dilakukan di sekitar kawasan Curug (air terjun) Pangadegan, Kampung Babakan Pacekom, Ciater, Subang, Jawa Barat.Ngabungbang, salah satu tradisi Sunda yang konon telah ada sejak awal abad 19 ini merupakan tradisi leluhur masyarakat Sunda yang menggabungkan kedua ritual tidak tidur dari malam sampai pagi dan mandi di tengah malam.Menunggu puncak acara tradisi Ngabungbang dimulai, para warga menari dan bernyanyi ragem kasenian (pegelaran seni tradisi) yang diisi celempungan, pantun unggar manik diiringi kecapi dan ketuktilu. Serombongan pria membawa obor sambil menggotong benda pusaka berisi keris berbalut kain putih memasuki kolam membuka ritual tersebut. Selanjutnya rombongan perempuan datang membawa bunga. Gerakan membasuh badan yang dianggap sebagai simbol menyucikan diri itu berlangsung setelah pemuka adat membacakan rajah dan doa-doa. Setelah ritual simbolisasi itu selesai, mereka melanjutkan dengan mandi bersama yang masih berbalut kain putih sambil bergembira.Videographer : ADITYA HERLAMBANG PUTRAEditor/Narator : DWI OKTAVIANE