Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penggalian Lahan Rusak Bangunan Situs Zaman Majapahit

Videografer

Editor

Senin, 17 April 2017 14:39 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Mojokerto: Penggalian lahan untuk keperluan tanah uruk di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, merusak bangunan diduga kuat situs purbakala peninggalan masyarakat zaman Majapahit. Situs ini berada di areal kebun tebu di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto, berbatasan langsung dengan Trowulan yang merupakan daerah pusat peninggalan purbakala Majapahit. Bangunan tersebut seperti pagar atau tembok dari tumpukan batu bata kuno berukuran besar. Di sela-sela tumpukan batu bata tersebut juga terdapat batu andesit berbentuk kotak persegi panjang. Bangunan purbakala yang terpendam dalam tanah ini sebagian besar sudah porak poranda akibat aktivitas penggalian dan pengerukan lahan. Warga setempat menyewa lahan seluas kurang lebih panjang 100 meter dan lebar 10 meter. Kemudian lahan tersebut digali dengan kedalaman 1-3 meter untuk diambil tanah sekaligus batu bata kuno yang terpendam dalam tanah digunakan untuk tanah uruk. Tumpukan batu bata kuno berukuran besar itu diduga terkait dengan dua punden atau tempat sakral yang berada dekat dengan situs yang telah dirusak. Pertama adalah makam atau petilasan Mbah Sago yang dianggap sebagai sesepuh dusun setempat. Di lantai makam ini terdapat batu bata kuno yang ukurannya sama dengan batu bata yang telah rusak akibat penggalian lahan. Selain makam, di dekat lokasi penggalian lahan juga terdapat sebuah arca. Namun arca yang berada di semak belukar di tengah kebun tebu itu wajah dan badannya sudah tidak berbentuk. Tidak ada petunjuk pasti terkait jenis arca tersebut. Warga setempat menyebutnya sebagai arca Joko Slening. Jurnalis video: IshomuddinEditor/Narator: Ryan Maulana