Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pagelaran Seni Teater Rakyat Kondo Buleng, Refleksi Memori Zaman Penjajahan di Makassar

Videografer

Editor

Minggu, 30 April 2017 09:00 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Makassar :Lembaga lingkar bekerjasama dengan Sanggar Seni Tradisional I Lolo Gading, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, Tanahindie, Kedai Buku Jenny, dan UKM Fotografi Universitas Hasanuddin, menggelar kegitan Bermain di kampung Pagelaran Seni Teater Rakyat Kondo Buleng, di jln.Babussalam IV No.12,Paropo, Panakkukang, kota Makassar, Kamis (27/4) siang tadiKondo buleng merupakan teater tradisonal yang berasal dari Makassar , teater kondo buleng ini salah satu bentuk improvisasi cerita mengenai keadaan sosial-budaya masyarakat makassar, khususnya daerah Paropo dan sekitarnya pada zaman kekuasaan Belanda.Kondo buleng berasal dari kata kondo(bangau) dan buleng (putih). Teater Kondo buleng menceritakan tentang manusia dan burung bangau yang dimainkan dengan gaya lelucon. Yang unik dari tontonan ini adalah tidak adanya batas antara karakter pemain dengan properti yang berlangsung pada adegan tertentu. Mereka pelaku, tapi pada adegan yang sama mereka juga adalah perahu yang sedang mengarungi samudera. Tapi pada saat yang sama, mereka juga penumpangnya.Tokoh utamanya adalah seekor burung bangau putih (Kondo Buleng) dan seorang pemburu berkebangsaan Belanda (tuang). Teater ini sendiri sering dipentaskan pada malam hari setelah waktu shalat Isya.Setiap adegan dalam teater tradisional tersebut sarat akan makna-makna simbolik, selain memberikan hiburan kepada para penonton. Sesuai dengan usia teater tersebut yang lahir dan berkembang pada masa kekuasaan Belanda, teater ini konon merupakan salah satu bentuk ekspresi masyarakat saat itu kepada orang-orang Belanda di Makassar melalui tokoh tuangyang bersenjatakan bedil tersebut.Kegiatan ini diharapkan dapat merefleksikan memori kita mengenai kehidupan masa lalu masyarakat Makassar melalui pertunjukan teater tradisional. Kegiatan ini sendiri bertujuan untuk mengenalkan kembali salah satu budaya lokal di Makassar, yakni Teater Tradisional Kondo Buleng. Dengan begitu, secara tidak langsung pertunjukan teater tradisional ini merupakan bentuk revitalisasi terhadap kebudayaan lokal di Sulawesi Selatan yang telah terancam punah tergerus oleh zaman. Jurnalis Video : Iqbal LubisEditor/Narator: Ridian Eka Saputra