Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ide Hardiknas: Membaca di Perpustakaan Berdinding 2000 Ember

Videografer

Editor

Rabu, 3 Mei 2017 13:27 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Jakarta: Di pekan perayaan Hardiknas ini, coba kunjungi microlibrary di Jalan Bima, Bandung, perpustakaan tingkat kelurahan pertama di Kota Bandung. Belum lama ini perpustakaan berbiaya Rp 520 juta hasil sumbangan Dompet Dhuafa tersebut menang jury award di ajang bergengsi Architizer A+ Awards untuk kategori arsitektur komunitas. Pada 2012, biro arsitek Suryawinata Heinzelman Architecture Urbanism merancang konsep perpustakaan kecil yang menghampiri masyarakat hingga tingkat kelurahan. Terdiri atas dua lantai, bagian bawah dibiarkan terbuka sebagai ruang serbaguna. Masing-masing lantai berukuran 10 x 8 meter. Ruang baca dan buku diangkat ke atas supaya volume bawah tetap legaBangunan ini ditegakkan oleh struktur baja. Pada struktur baja ditempelkan dua ribu ember putih bekas tempat es krim yang berperan sebagai dinding perpustakaan. Ember ini berfungsi sebagai jalan masuk sinar matahari. Selain itu, sebagian ember dilubangi sebagai ventilasi udara. Ember disusun berdasarkan kode biner 0 dan 1 sehingga membentuk kalimat Buku adalah Jendela Dunia. Angka nol ditandai dengan ember yang bolong. (Visual: sama kayak foto 5, tapi lebih di-close up bagian embernya). Dibuka pada 2015, microlibrary kini memiliki koleksi sekitar 700 buku.Sumber: Koran Tempo Edisi 25 April 2017Produser: Sadika HamidEditor: Andy