Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Karena Status Facebook Ini, Fiera Lovita Jadi Korban Persekusi

Videografer

Editor

Senin, 5 Juni 2017 15:58 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Jakarta: Koalisi Anti Persekusi mendesak pemerintah dalam hal ini Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan kepolisian untuk melakukan investigasi serius atas persekusi yang terjadi beberapa waktu terakhir. Berdasarkan data dari Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFENET), sejak 27 Januari 2017 hingga 31 Mei 2017 terdapat 59 orang korban persekusi, yaitu mereka yang dituding melakukan penistaan agama atau pimpinan Front Pembela Islam.Ketua Pengurus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Asfinawati, dalam konferensi pers di kantornya, Menteng, Jakarta, awal Juni lalu, mengatakan bahwa pihak menuntut negara menyelidiki lebih dalam siapa aktor yang merancang persekusi.Asfin menuturkan lembaganya bersama seluruh pihak yang tergabung dalam koalisi ini meminta pemerintah tidak menganggap persekusi sebagai hal sepele atau cepat memutuskan sebagai konflik horizonal atau intoleran. Salah satu kasus persekusi menimpa seorang dokter asal Solok, Sumatera Barat, bernama Fiera Lovita. Dokter Fiera menjadi korban persekusi setelah ia mengunggah sebuah status di media sosial Facebook, tentang pandangan dan pendapatnya mengenai kasus dugaan chat mesum pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Syihab. Fiera yang juga hadir di konferensi pers itu menuturkan bahwa status Facebook miliknya ramai disebarkan, bahkan ditambahkan dengan kalimat-kalimat provokasi lainnya, yang berbuntut Fiera mendapatkan intimidasi dan teror dari sejumlah pihak. Hal itu membuat Fiera dan kedua anaknya harus mengungsi sementara dari kediamannya di Solok, Sumatera Barat, karena terus diburu oleh orang-orang yang menganggap dia telah menghina ulama dengan membuat status tersebut. Fiera mengatakan tindakan intimidasi yang dilakukan kepadanya juga terjadi dengan sistematis dan terorganisasi. Jurnalis Video: Imam SukamtoEditor: Ngarto Februana