Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lantaran Sering Mengamuk, Pemuda di Kota Serang Lima Tahun Hidup Terpasung

Videografer

Editor

Senin, 10 Juli 2017 13:15 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Serang: Nasib malang dialami Muhamad Subeki, pemuda 22 tahun warga Kampung Cidadap, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang Banten. Subeki sudah menjalani hidup terpasung sejak 5 tahun silam didalam bangunan tua disamping rumah orang tuanya.Layaknya tahanan, Subeki sehari " hari hidup dengan kedua tangan dan kaki yang terikat rantai. Agar tidak melarikan diri, Pemuda bungsu dari empat bersaudara ini diikat pada jendela rumah dengan tali sepanjang tiga meter. Ironisya Subeki dipasung ditempat yang tidak layak huni dengan atap rumah yang rusak.Pihak orang tua terpaksa memasung Subeki lantaran kerap mengamuk, merusak bahkan melukai orang " orang di sekelilingya. Subeki sendiri merupakan orang dengan gangguan jiwa. Sejak kecil Subeki sudah mengalami sakit Step, penyakit Subeki makin parah setelah ayah kandungya meninggal dunia pada 2012, lalu.Tak banyak yang bisa dilakukan pihak keluarga untuk menyembuhkan Subeki. Samiati, ibu kandung Subeki, janda tua yang hanya seorang pembuat ikat rumbia dari alang " alang rumput, tidak bisa berbuat banyak untuk menyembuhkan anak bungsunya karena keterbatasan biaya. Oleh karena itu pihak keluarga terpaksa memasung Subeki agar tidak membahayakan.Subeki merupakan orang dengan gangguan jiwa yang tidak merasakan Program Bebas Pasung dari Kementrian Sosial. Dari pengakuan pihak keluarga, tiga bulan lalu Subeki sering mendapat layanan medis dari pihak puskesmas setempat yang datang ke lokasi pemasungan.Akan tetapi seiring dengan terbatasnya biaya dan semakin parahnya kondisi ingatan Subeki, layanan medis tidak lagi berjalan. Harapan besar pihak keluarga, Subeki dapat direhabilitasi untuk penyembuhan secara gratis.Jurnalis Video: Darma WijayaEditor/Narator: Ridian Eka Saputra