Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dan Robert dan Dedi Purwadi: Badut yang Ajarkan Meraih Mimpi

Videografer

Editor

Senin, 31 Juli 2017 11:58 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Jakarta: Sepuluh tahun lalu, Dan Roberts, warga Amerika Serikat, mengunjungi Kampung Bambu, Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Perjumpaan dengan anak-anak di kampung kumuh itulah, akhirnya Dan Roberts melahirkan Yayasan Hidung Merah atau Red Nose Foundation. Roberts bersama rekannya Dedi Purwadi mengajari anak-anak Kampung Bambu keterampilan sebagai pemain sirkus profesional. Tujuannya tak cuma itu, Roberts ingin agar anak-anak tidak hanya bergelut sebagai pengupas kulit kerang.Dedi Purwadi menceritakan awalnya ketika Red Nose berdiri pada tahun 2008 hanya 13 anak yang bergaul dengan Red Nose, kini sudah ada 300 anak belajar bermain sirkus. Bahkan beberapa di antaranya berhasil mentas di berbagai negara sebagai pemain sirkus profesional. Aktivitas pelatihan tidak cuma trik-trik sirkus tapi juga pelajaran umum seperti matematika dan bahasa Inggris, dengan pengajaran melalui seni. Mulai tujuh tahun lalu, kegiatan yang diinisiasi Roberts menjadi lebih terstruktur. Anak-anak yang mengikuti kelas sirkus atau kelas mata pelajaran terdaftar secara rapi karena mereka sudah punya kurikulum belajar. Sampai saat ini, ada 328 anak yang aktif belajar di Yayasan Hidung Merah. Mereka berasal dari anak-anak pengupas kerang Cilincing dan pemulung di Bintaro.Roberts sudah pulang ke Amerika. Namun dia masih memantau perkembangan yayasan ini dan mempublikasikannya lewat media sosial. Video/Reporter: Ninis ChairunnisaEditor/Narator: Ryan Maulana