Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Setelah Sawit, Kotawaringin Timur Kembangkan Wisata

Videografer

Editor

Selasa, 1 Agustus 2017 17:41 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Kotawaringin: Pantai Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Pada tahun ini, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur akan memulai pengembangan kawasan Pantai Ujung Pandaran untuk dijadikan obyek wisata yang layak. Warung-warung di sekitarnya akan dipindah ke satu kawasan terpadu menjadi pusat oleh-oleh khas Kotawaringin Timur.Selama ini, kabupaten seluas 16 ribu kilometer persegi itu sudah terlalu lama dimanjakan alam, terutama pertambangan batubara dan bauksit. Tidak hanya dengan hasil sumber daya alam, kabupaten ini juga terlalu mengandalkan industri sawit.Data Badan Koordinasi Penanaman Modal menegaskan bahwa investasi di Kotawaringin Timur dalam tiga tahun terakhir dimonopoli oleh sawit. Dari Rp 7,7 triliun modal asing yang mengucur di sana, sebanyak 82,2 persennya ke sektor tanaman pangan dan perkebunan. Modal dalam negeri yang mengalir Rp 2,94 triliun juga dimonopoli oleh sektor ini, sebesar 77,5 persen. Pemerintah daerah kemudian memutuskan untuk menggenjot investasi di sektor perdagangan, jasa dan pariwisata. Upaya Kotawaringin Timur memeratakan peluang investasi mereka, terutama ke sektor pariwisata, perdagangan, dan jasa mulai terbantu dengan peranan investor swasta. Di Pantai Ujung Pandaran ada Camp Kobes, resort yang dilengkapi gasibu mungil, dan sejumlah rumah betang buat tetamu yang ingin menginap. Sejak 2014, Kotawaringin Timur mendandani daerahnya, seperti membangun patung ikan Jelawat di bibir Sungai Mentaya, dan Bundaran Belanga yang dijadikan monumen perdamaian Dayak-Madura. Video: Dhemas ReviyantoReporter: Tim Redaksi Majalah TEMPONarator: Maria FransiscaEditor: Ngarto Februana