TEMPO.CO, Gunungkidul: Melukis dengan media kanvas dan cat sudah biasa dijumpai, namun salah satu seni lukis di Gunungkidul, Yogyakarta dengan menggunakan media kayu dan solder lisrik ini mulai dikenal dan diminati masyarakat. Seni lukis ini disebut dengan seni lukis Pyrograpy, karya seni bernilai tinggi ini pun juga mampu menembus pasaran hingga jutaan rupiah.Media dalam Pyrograpy tersebut menggunakan kayu jenis jati belanda, yakni kayu bekas palet yang biasanya sudah tidak berharga karena sudah tidak lagi digunakan. Namun di tangan seorang warga Dusun Pandansari, Desa Wonosari, Gunungkidul, yang akrab dengan dipanggil Ujang, kayu bekas ini disulap menjadi karya seni bernilai tinggi.Dalam melukis, Ujang tidak menggunakan pensil maupun cat lukis, dirinya berhasil mengembangkan seni lukis dengan media kayu dan solder listrik. Seni lukis yang disebut dengan pyrograpy ini sudah dikembangkan sejak 4 bulan lalu. Ujang sendiri dulunya merupakan tukang tatto, saat persaingan seni tato yang semakin ketat, ia menemukan ide kreatifnya ini yang membuahkan hasil hingga banyak pesanan mulai berdatangan.Bukannya tanpa kendala, keterbatasan alat sempat dirasakan Ujang, solder listrik yang digunakan sejak awal dirasa tidak maksimal, sehingga ujang harus berinovasi membuat alat lukis sendiri dari bahan-bahan bekas, seperti pipa air bekas, dan onderdil kendaraan.Dengan alat tersebut, ujang justru bisa mengembangkan lukisan sesuai permintaan pelanggan, seperti fungsi block dan arsir. Jurnalis Video : Hand WahyuEditor : Dwi OktavianeNarator : Ryan Maulana Musik Ilustrasi : We Are One - Vexento_Youtube Audio Library