Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tidak Sekolah, 12 Anak di Kabupaten Serang Tinggal di Bekas Kandang Kambing

Videografer

Editor

Senin, 7 Agustus 2017 12:25 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Serang: Menggelontorkan dana besar untuk memajukan pendidikan di Indonesia, bahkan melalui program pendidikan gratis, pemerintah mewajibkan anak Indonesia wajib belajar 12 tahun. Namun program pendidikan gratis yang digembar-gemborkan pemerintah tidak menyasar kepada 12 anak di Kabupaten Serang Banten.Karena keterbatasan ekonomi 12 anak Sarbini warga Desa Dukuh, Kecamatan Keragilan, Kabupaten Serang Banten ini terpaksa tidak pernah mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Beberapa diantaranya bahkan tidak bisa baca tulis. Ironisnnya, anak " anak Sarbini yang berusia 4 hingga 12 tahun harus tidur makan dan tinggal dikandang bekas kambing yang berukurn 2 x 3 meter persegi. Tinggal dibekas kandang kambing ini sudah dirasakan anak " anak malang ini sejak tahun 2012. Ketika itu rumah meraka hancur terbawa banjir ditahun 2012. Rumah meraka yang didirkan tidak jauh dari kali Ciujung rata tersapu banjir, yang tersisa hanyalah dua gubug yang merupakan kandang ayam dan kandang kambing. Kambing Sarbini hilang dicuri orang ketika banjir menerjang.Pekerjaan serabutan yang dilakoni Sarbini membuat keluarga ini tidak bisa kembali membangun rumahnya. Sedangkan ibu dari anak " anak malang ini sejak dua tahun lalu meninggal karena sakit. Kini kehiduapan keluarga Sarbini dan ke 12 anaknya ini hidup dibawah garis kemiskinan.Salah satu putri Sarbini, Siti Mutiara memiliki cita " cita menjadi seorang juru masak. Siti bermimipi bisa bersekolah seperti teman " temanya seusianya. Akan tetapi mimpi Siti harus dikubur lantaran orang tua nya tidak memiliki biaya untuk uang saku Siti.Sarbini bapak dari anak " anak malang ini berkeinginan menyekolahkan anak " anaknya, akan tetapi keterbatasan biaya membuat ayah dengan 13 anak ini menguurungkan keinginanya untuk menyekolahkan anak " anaknya. Sedangkan salah satu anak tertuanya yang menjadi TKI di luar negeri hanya bisa memberikan uang untuk makan saja. Terkait dengan pengajuan bantuan bedah rumah kepada pemerintah, Sarbini sebelumnya mengajukan bantuan ke pemerintah, namun ketika itu Sarbini urung karena anak " anaknya tidak bisa menerima dana beasiswa sekolah, karena tidak bersekolah.Rencanya pemerintah Kabupaten Serang Banten secepatnya akan membangun rumah Sarbini dan ke 12 anakanya itu menggunakan dana dari program Rutilahu atau dana tidak terduga. Selain bekerja serabutan, kini Sarbini juga bertugas sebagai guru pendidik untuk anak " anaknya.Jurnalis Video: Darma WijayaEditor/Narator: Ridian Eka Saputra