Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Paspor TKI Tewas di Suriah Tidak Terdaftar di Imigrasi Serang

Videografer

Editor

Selasa, 8 Agustus 2017 18:01 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Serang: Tenaga Kerja Indonesia asal Kampung Putuh Koneng, Kecamatan Lebak Wangi, Kabupaten Serang Banten Timong binti Samlawi Abdul Gani meninggal di Suriah diduga disiksa majikan. Hasil pengecekan data paspor, pada sistem permohonan paspor di Kantor Kelas I Imigrasi Serang Banten tahun 2010 hingga Agustus 2017 Senin siang, 10 Agustus 2017. Pihak Kantor Imigrasi Kelas I Serang tidak pernah mengeluarkan paspor atas nama Timong Binti Samlawi Abdul Gani TKI yang tewas di Suriah.Dari tahun 2015 pihak kantor Imigrasi Kelas I Serang Banten, sudah tidak lagi mengelurkan paspor untuk calon tenaga kerja yang bekerja ke luar negeri sebagai pembantu rumah tangga ke Timur Tengah.Karena itu dilarang oleh pemerintah pusat melalui moratorium yang dikeluarkan oleh Kementerian Tenaga Kerja pada tahun 2015 lalu.Timong sendiri diketahui sudah bekerja di Suriah sebagai pembantu rumah tangga sejak satu tahun tiga bulan lalu. Penuturan suami Timong, Holyadi, Timong selama bekerja selain tidak digaji juga kurang mendapat makanan dari sang majikan.Timong diberangkatkan pihak sponsor tenaga kerja yang berada di Kampung Babadan, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang dan disalurkan ke penyalur tenaga kerja PT. Konsul Jakarta. Pihak Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja (BP3TKI) Serang, belum bisa memberikan keterangan terkait Timong binti Samlawi Abdul Gani, yang meninggal di Suriah diduga telah disiksa majikan. Pihak keluarga berharap kepada pemerintah agar secepatnya memulangkan jenazah Timong dari Suriah ke Indonesia.Jurnalis video: Darma WijayaEditor/Narator: Ryan Maulana