Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Destinasi Wisata Baru, Samudera Awan di Puncak Aliantan

Videografer

Sapri Maulana

Minggu, 3 Desember 2017 14:42 WIB

Iklan

TEMPO.CO, Pekanbaru - Hamparan gelombang awan terlihat sangat menakjubkan dari ketinggian Puncak Aliantan, Riau. Gulungan awan tampak seperti gelombang lautan menutupi area perbukitan hutan tropis di kawasan itu. Pekikan Siamang, hewan hutan yang saling bersahutan ditambah sejuknya semilir angin melengkapi keindahan pemandangan di atas puncak. Inilah keunikan yang ditawarkan Puncak Aliantan, Bukit Suligi. Sebuah destinasi wisata baru di Provinsi Riau yang saat ini digemari masyarakat, terutama pecinta alam yang hobi berpetualang.

Puncak Aliantan merupakan puncak tertinggi kawasan hutan lindung Bukit Suligi yang berada di Desa Aliantan, Kecamatan Kabun, Kabupaten Rokan Hulu, Riau ketinggiannya mencapai 812 meter dari permukaan laut. Wisata alam Puncak Aliantan terbilang destinasi wisata baru di Riau.

Puncak Aliantan mulai dikenal sejak 2016 lalu saat pemuda setempat melakukan eksplorasi kawasan perbukitan. Keindahan Puncak Aliantan dengan samudera awan itu kemudian tersebar luas di media sosial sehingga menimbulkan rasa penasaran masyarakat Riau. Sejak dibuka untuk umum, pengunjung Puncak Aliantan telah mencapai dua ribu orang. Kebanyakan pengunjung barasal dari wisatawan yang memiliki hobi petualang dan fotografi. Wisata samudera awan di Puncak Aliantan dirancang bagi wisatawan minat khusus.

Untuk menuju puncak tersebut pengunjung mesti melewati rintangan cukup berat, cocok bagi pengunjung yang gemar berpetualang. Pengunjung harus melintasi jalan menanjak, menerabas semak belukar dan perkebunan karet. butuh tenaga prima untuk mendaki bukit dengan jarak tempuh lebih kurang selama dua jam perjalanan.

Jurnalis Video: Riyan Nofitra Editor/Narator: Farah Chaerunniza