Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melihat Kehidupan Para Penambang Pasir di Majalaya

Videografer

Prima Mulia

Editor

Ryan Maulana

Senin, 15 Januari 2018 12:46 WIB

Iklan

Penambang pasir Sungai Citarum hilir mudik menarik atau menambatkan rakit-rakit styrofoam yang berfungsi sebagai wadah penampung pasir di Desa Sukamaju, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sementara mereka sendiri harus berendam di dalam air keruh berwarna coklat dengan kedalaman sekitar 1,5 meter sambil menggali pasir di dasar sungai dengan bambu panjang yang ujungnya dilengkapi semacam sekop berbentuk kerucut untuk menampung pasir.

Rutinitas ini dijalani mereka sejak pukul 8 pagi sampai menjelang sore hari. Dalam sehari rata-rata penambang bisa mengumpulkan 60-70 pikul pasir yang akan ditampung bandar. Menurut salah seorang penambang berusia 46 tahun bernama Ujang, setelah mengumpulkan pasir lalu pasir tersebut harus dipikul dan dikumpulkan di pinggir jalan. Selanjutnya bandar yang akan menebusnya dengan harga Rp 1.100 per pikul.

Profesi ini ternyata sudah berjalan sejak lama dan turun temurun di sepanjang aliran Citarum yang melintasi Majalaya. Aktivitas mereka otomatis terhenti jika sungai meluap dan merendam perkampungan di kawasan tersebut yang memang langganan banjir.

Jurnalis video: Prima Mulia

Editor/Narator: Ryan Maulana