Iklan
TEMPO.CO, Jakarta : Akibat lanjutan dari bencana alam dapat lebih mematikan dibandingkan dengan bencana alam itu sendiri. Setelah gempa Sichuan Sabtu lalu, serangkaian pencegahan epidemi sedang berlangsung di sekitar Kabupaten Lushan.120.000 orang tinggal di Lushan, dan wilayah tersebut telah dibanjiri pengungsi diperkirakan 54.000 lebih orang berkumpul di daerah dengan saluran air yang rusak dan suhu yang melonjak. Ini adalah lingkungan yang ideal untuk berkembangnya penyakit menular.Di tengah upaya pencegahan, laporan CCTV membawa kontradisi mengkhawatirkan yang menjadi berita utama selama lebih dari sebulan. Seorang pakar pencegahan epidemi mengatakan sangat penting untuk mendesinfeksi bangkai hewan karena virus dapat menyebar melalui bangkai hewan.Hal itu mungkin membuat anda berpikir kembali ke Shanghai. Setelah 16.000 bangkai babi terdampar di sumber air minum utama, pemerintah meyakinkan penduduk bahwa air masih aman untuk diminum. Tak lama setelah itu, flu burung H7N9 mematikan tiba-tiba muncul. Sekali lagi, pemerintah dengan cepat menekankan tidak ada hubungan antara babi mati dan flu burung.Dengan adanya kendaraan pencegahan epidemi yang membawa air bersih, warga juga harus melihat ke langit dan khawatir apakah burung mungkin membawa penyakit.courtesy : youtube/NTDTVDWI OKTAVIANE
Video Terkait
-
Flu Burung Merebak di Peru, 716 Singa Laut Mati
22 Februari 2023
-
Cegah Flu Burung, BKP Ternate Musnahkan 77 Ekor Unggas Selundupan
10 September 2021
-
Virus Flu Burung Merebak di Kabupaten Bandung
28 Februari 2017
Video Lainnya