Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Konservasi Sungai Oya dengan Tanaman Buah Gunungkidul

Videografer

Hand Wahyu

Sabtu, 27 Januari 2018 09:47 WIB

Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Masyarakat Desa Wisata Jelok, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta berusaha keras mengembalikan bantaran sungai yang rusak akibat banjir bandang November 2017 lalu. Upaya konservasi dilakukan oleh warga dengan menanam tanaman buah.

Kerusakan akibat banjir dampak dari Siklon Tropis Cempaka masih dirasakan warga yang tinggal di bantaran Sungai Oya. Selain merusak akses jembatan dan lahan persawahan warga, banjir bandang juga membuat bantaran sungai semakin lebar.

Melebarnya bantaran sungai tersebut dikhawatirkan akan berdampak terhadap perkampungan sekitarnya.
President Rotary Club of Yogyakarta, Fadillah Kurniwan, selaku CSR dalam penanaman pohon mengatakan upaya penanaman tanaman buah diharapkan dapat menjadi alternatif dalam upaya pemulihan kembali kondisi daerah aliran sungai.

Selain efektif dalam penghijauan, tanaman buah memiliki ketahanan dalam mengikat tanah, sehingga selain dapat menjaga pengikisan tanah akibat banjir, pemilihan tanaman buah diharapkan dapat menjadi penopang perekonomian warga sekitar.

Berbagai jenis tanaman buah yang ditanam di antaranya pohon rambutan, bambu biji, mangga dan kelengkeng.

Selain upaya konservasi sungai, acara yang diikuti berbagai komunitas seperti Amazing Mom, Polres Sleman, Polres Gunungkidul juga memberikan bantuan sembako kepada warga terdampak banjir disekitar sungai Oya yang merupakan sungai terpanjang di Yogyakarta.

Jurnalis Video: Hand Wahyu
Editor: Farah Chaerunniza

Simak juga: Menjaga Bukit Melalui Konservasi