Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bantuan Tak Merata, Pengungsi Banjir Citarum Mengeluh

Videografer

Prima Mulia

Senin, 12 Maret 2018 21:15 WIB

Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Tenda-tenda plastik kumuh serba seadanya berdiri di sebidang lahan di Kampung Mekarsari, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Lokasi ini hanya lebih tinggi sekitar satu meter saja dari tinggi muka air Sungai Citarum yang meluap melewati batas tanggul beton yang memanjang di dua wilayah kecamatan.

Sekitar 30 jiwa menempati posko pengungsi yang keberadaannya nyaris tak terpantau dan paling minim mendapat bantuan logistik dari pemerintah. Tiga pekan sudah warga Mekarsari mengungsi karena rumah mereka masih digenangi banjir dan tertimbun lumpur.

Mata pencaharian dan modal kerja mereka pun ikut tersendat. Pengungsi posko tenda plastik ini mengandalkan pemberian warga yang bersimpati. Sesekali ada bantuan berupa nasi bungkus, namun datangnya kerap malam hari jadi sering tak termakan karena sebagian besar pengungsi sudah tertidur.

Sedangkan bantuan berupa obat, selimut, dan peralatan sanitasi nihil. Sekitar 400 meter dari posko tenda plastik, berdiri posko gudang Tango yang berada di Kecamatan Bojongsoang. Bedanya, posko pengungsi korban banjir gudang Tango terbilang mudah dan berkecukupan dalam menerima bantuan logistik maupun pengobatan karena menjadi salah satu posko yang terpantau oleh Kementerian Sosial RI.

Tidak meratanya penyebaran bantuan kemanusiaan korban banjir Citarum adalah cerita usang yang terus berulang. Bahkan untuk mengungsi saja mereka harus bejuang sendiri dan mengeluarkan uang minimal Rp 150.000 untuk mendirikan tenda plastik sederhana untuk menampung anggota keluarga terutama balita dan lansia.

Jurnalis Video: Prima Mulia
Editor/Narator: Ridian Eka Saputra