Sejarah Banser NU, Menjalankan Misi Pengamanan dan Kemanusiaan
Videografer
Editor
Rabu, 24 Oktober 2018 14:00 WIB
Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama atau disingkat Banser merupakan badan otonom Nahdlatul Ulama atau NU dari Gerakan Pemuda Ansor. Banser bertugas dalam pengamanan, menjalankan misi kemanusiaan di berbagai daerah di Indonesia. Pada acara perayaan hari besar agama, Banser turut menjaga keamanan.
Banser juga menyuarakan beberapa masalah bangsa, seperti menuntut hukuman mati bagi gembong narkoba. Belakangan Banser menuntut pembubaran ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang kini telah dibekukan oleh pemerintah.
Pada Senin, 22 Oktober lalu, beberapa oknum anggota Banser di Garut, Jawa Barat, membakar bendera Hizbut Tahrir Indonesia, yang viral di media sosial.
Dalam sejarahnya, pada tahun 1924 , berdiri organisasi kepemudaan Syubbanul Wathan yang berarti Pemuda Tanah Air di bawah panji Nahdlatul Wathan yang didirikan K.H. Abdul Wahab Hasbullah dan dipimpin oleh Abdullah Ubaid. Subbanul Wathan disambut baik Barisan Ansor Serbaguna (Banser) sebagai elemen unsur pemuda.
Perkembangan selanjutnya, Banser menitikberatkan pada aspek kebangsaan dan pembelaan tanah air.
Pada 24 April 1934 berdiri organisasi ANO (Ansoru Nahdlatul Oelama). Melalui kongres I 1936, Kongres II 1937, dan Kongres III 1938 diputuskan ANO mengadakan Barisan Berseragam yang diberi nama Banoe (Barisan Nahdlatul Oelama). ANO kemudian menjadi Gerakan Pemuda Ansor dan Banoe menjadi Barisan Ansor Serbaguna atau disingkat dengan Banser.
Stok Footages: Dokumen TEMPO (Aris Andrianto, Budi Purwanto)
Stok Foto: ANTARA (Prasetia Fauzani, Sigid Kurniawan, Ardiansyah, Basri Marzuki)
Sumber Narasi: Wikipedia
Editor: Ngarto Februana
Backsound: Mars Banser (Archive.org)