Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Pahlawan, Memperingati Pertempuran 10 November 1945

Videografer

Istimewa

Sabtu, 10 November 2018 08:00 WIB

Iklan

Hari Pahlawan, yang diperingati setiap 10 November, mengingatkan pada pertempuran hebat setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Peristiwa 10 November 1945 dimulai di Kota Surabaya, Jawa Timur, perang pemuda Indonesia melawan tentara Inggris dan Belanda.

Tentara Inggris yang tergabung dalam Allied Force Netherlands East Indies (AFNEI) datang ke Indonesia untuk mengembalikan Indonesia ke administrasi pemerintahan Belanda sebagai negara jajahan Hindia Belanda.

Belanda membonceng AFNEI dan Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Ini yang memicu perlawanan terhadap AFNEI dan NICA.

Insiden pengibaran bendera Belanda di Hotel Yamato pada 19 September 1945 memicu kemarahan rakyat Indonesia. Perundingan untuk menurunkan bendera Belanda berakhir dengan perkelahian yang mengakibatkan wakil Belanda, Mr. W.V.Ch. Ploegman, tewas.

Pertempuran pertama pada 27 Oktober 1945 antara pemuda Indonesia dan tentara AFNEI memakan banyak korban dari kedua pihak.

Akhirnya, Inggris meminta bantuan kepada Sukarno melalui D.C. Hawthorn untuk meredakan emosi rakyat Surabaya.

Brigjen A.W.S. Mallaby, pemimpin pasukan Inggris yang berada di Jawa Timur, tewas saat mobil yang ditumpanginya berpapasan dengan milisi Indonesia. Pengganti Mallaby, Mayor Jenderal Robert Mansergh, kemudian mengeluarkan ultimatum: semua pimpinan dan orang Indonesia harus meletakkan senjata dan menyerahkan diri. Batas ultimatum hingga 10 November 1945, pukul 06.00.

Ultimatum tersebut ditolak Indonesia karena dianggap sebagai penghinaan bagi para pejuang dan rakyat. Pagi hari pada 10 November, para pemuda Surabaya, TKR, PETA, sukarelawan Surabaya, serta santri dan kiai turun ke medan perang.

Video: Dokumentasi Perang Kemerdekaan Indonesia (Archive.org)
Narasi: Wikipedia
Editor: Ngarto Februana