Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Reuni Akbar 212 Dianggap Gerakan Politik, Menuai Pro-Kontra

Videografer

Zulfikar Epriyadi

Minggu, 2 Desember 2018 14:00 WIB

Iklan

Reuni Akbar 212 dilangsungkan di Monas, Jakarta Pusat, Ahad, 2 Desember 2018, diisi dengan salat tahajud, salat subuh berjamaah, dan zikir. Acara ini dihadiri ribuan umat Islam yang datang dari berbagai kota.

Reuni Akbar 212 mengulang peristiwa dua tahun lalu saat demonstrasi besar dilakukan untuk menuntut Gubernur DKI Jakarta saat itu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dipenjarakan. Ahok dituduh menista agama Islam lewat pidato yang isi transkripnya terbukti telah diubah sebelum disebarkan di media sosial.

Reuni telah digelar pada tahun lalu tapi pada tahun ini bertepatan dengan tahun politik menjelang Pilpres 2019. Sejumlah kalangan mengungkap kemungkinan demonstrasi besar itu akan kembali bermuatan politis.

Acara ini digelar setiap tahun. Reuni Akbar 212 diusung oleh PA 212, forum yang dibentuk untuk menampung orang-orang yang pernah terlibat dalam aksi Bela Islam pada Desember 2016 silam.

Acara ini banyak menuai pro kontra, bahkan oleh koordinator Eks 212 sendiri. Rahman Aris F Nasution, misalnya, menolak acara Reuni Akbar 212. Ia mengatakan, acara reuni tahun ini sudah keluar dari khittah atau perjuangan awal aksi 212 pada 2 Desember 2016.
Ketua Forum Silaturahmi Aktivis 212 Kapitra Ampera juga menolak acara Reuni Akbar 212.

Jurnalis Video: Zulfikar Epriyadi, Subekti
Sumber Narasi: Syailendra
Editor: Ngarto Februana