Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mesir Akan Alokasikan 500 Juta Dolar AS untuk Rekonstruksi Jalur Gaza

Videografer

Xinhua

Kamis, 20 Mei 2021 16:48 WIB

Iklan

Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi pada Selasa (18/5) menjanjikan 500 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.392) untuk merekonstruksi Jalur Gaza menyusul ketegangan yang meningkat.

"Menyusul perkembangan terbaru di Jalur Gaza, Mesir akan mengalokasikan 500 juta dolar AS untuk merekonstruksi wilayah kantong pesisir Palestina tersebut," demikian disampaikan Kepresidenan Mesir melalui halaman akun Facebook-nya.

Perusahaan-perusahaan khusus Mesir akan berpartisipasi dalam upaya rekonstruksi itu, tambah pihak Kepresidenan Mesir.

Inisiatif tersebut diumumkan oleh Sisi dalam pertemuan dengan mitra setaranya dari Prancis dan Yordania di Paris guna menemukan jalan terbaik untuk diskusi antara Israel dan Palestina.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Mesir Hala Zayed mengatakan bahwa Mesir telah mengirimkan 65 ton obat-obatan dan layanan medis ke Palestina untuk membantu para korban luka di Gaza.

"Tiga rumah sakit telah disiapkan di Sinai Utara untuk menerima warga Palestina yang terluka dalam bentrokan yang sedang berlangsung, yang tiba melalui perlintasan perbatasan Rafah," ujar Zayed.

Otoritas Mesir pada Minggu (16/5) membuka perlintasan perbatasan Rafah, satu-satunya titik penyeberangan antara Mesir dan Jalur Gaza.

Ketegangan dimulai di Yerusalem bulan lalu dan semakin meningkat pada 10 Mei ketika ratusan warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi Israel di Kompleks Masjid Al-Aqsa.

Otoritas kesehatan di Gaza mengatakan bahwa sejak dimulainya konfrontasi militer itu, 213 warga Palestina tewas, dengan 61 di antaranya anak-anak.

Video: Xinhua
Editor: Ridian Eka Saputra