Patung Perunggu Sisa-sisa Kerajaan Shu di Cina Disebut Temuan Arkeologi Terbesar
Videografer
Editor
Jumat, 10 September 2021 14:00 WIB
Beberapa potongan logam peninggalan nilai sejarah, arkeologi, dan seni yang luar biasa baru saja digali selama beberapa bulan terakhir di situs Reruntuhan Sanxingdui yang legendaris di Provinsi Sichuan, Tiongkok barat daya, yang menunjukkan kreativitas dan kecerdikan besar orang-orang kuno di Tiongkok.
Peninggalan, yang ditemukan di enam lubang pengorbanan terakhir yang ditemukan di reruntuhan, termasuk topeng emas, artefak giok dan gading, serta barang-barang perunggu yang dibangun dengan indah dan berbentuk unik, kata Administrasi Warisan Budaya Provinsi Sichuan, Kamis.
Temuan baru ini membuat jumlah total barang yang ditemukan di Sanxingdui menjadi hampir 2.000 setelah penggalian lubang pengorbanan No. 3 hingga No. 8 dimulai pada Oktober tahun lalu.
Di lubang pengorbanan No. 8, sebuah altar perunggu halus ditemukan. Dengan tinggi sekitar 95 sentimeter dan lebar 40 sentimeter, altar ini terpelihara dengan baik.
Para ahli percaya bahwa altar tiga bagian ini menunjukkan tempat pengorbanan orang Sanxingdui, sehingga memiliki nilai sejarah dan arkeologi yang besar.
Tiga patung perunggu yang ditemukan dari lubang kurban No. 4 telah membangkitkan minat yang kuat di antara para arkeolog.
Ketiga sosok tersebut menampilkan pose yang sama yaitu berlutut dengan tangan terkepal di depan badan dan kepala menoleh ke kanan. Keterampilan mengukir yang luar biasa dengan jelas menunjukkan tiga lapis pakaian mereka, menunjukkan nilai seni yang tinggi dari temuan ini.
Dari lubang kurban No. 3 di reruntuhan, para arkeolog menemukan barang perunggu yang jarang terlihat berbentuk zun (sejenis wadah anggur). Ini adalah zun persegi panjang mulut bundar pertama yang digali di China dengan kondisi yang baik sejauh ini.
Selain pola kepala hewan tradisional, zun ini juga memiliki desain unik burung terbang di bahu.
Awalnya ditemukan pada akhir 1920-an, Reruntuhan Sanxingdui telah dijuluki sebagai salah satu temuan arkeologis terbesar di dunia pada abad ke-20.
Video: China Central Television
Editor: Ngarto Februana