Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kuburan Massal, Serem! Ini Pengakuan Pengubur

Videografer

Editor

Jumat, 5 Juni 2015 04:51 WIB

Iklan
TEMPO.CO, Semarang: Kuburan massal simpatisan Partai Komunis Indonesia atau PKI di hutan jati KPH Kendal di Desa Plumbon, Wonosari, Kecamatan Ngalian, Semarang saat ini sedang dibangun. Sukar, warga sekitar yang menjadi saksi mata peristiwa tersebut, mengakui adanya kuburan massal anggota PKI di hutan jati tersebut. Sukar sendiri mengaku bahwa dialah yang mengubur 24 jenazah anggota PKI dalam dua lubang besar.Kuburan massal di hutan jati Desa Plumbon berjarak sekitar satu kilometer dari jalan raya pantura Semarang. Letaknya di tengah-tengah hutan jati milik Perhutani KPH Kendal. Kuburan yang luasnya sekitar lima meter persegi tersebut saat ini sedang diratakan tanahnya untuk dibuat lantai paving. Untuk mengenang korban simpatisan PKI yang sebagian besar warga Kabupaten Kendal tersebut, kuburan massal akan dipaving dan dihiasi rantai keliling. Sejumlah nama tertera di batu nisan yang dibangun belum lama ini. Di batu tersebut tertulis nama-nama seperti Moetiah, Soesatjo, Darsono, Sachroni. Mereka adalah warga Kabupaten Kendal yang dibantai oleh Tentara Nasional Indonesia pada waktu itu. Menurut Sukar ada tiga lubang yang masing masing berukuran dua kali dua meter, dengan kedalaman dua meter. Namun yang dipakai untuk mengubur anggota PKI hanya dua lubang. Sukar sendiri yang menguruk tanah mengubur mayat yang tewas ditembak pada pukul 01.00 dini hari. Pada September 1965, Sukar adalah famili Kepala Dusun Plumbon. Komandan lapangan TNI setempat meminta tenaga kepada Kepala Dusun untuk mengubur mayat-mayat tersebut. Berangkatlah empat warga Plumbon untuk mengubur mayat simpatisan PKI. Namun melihat kondisi mayat, dua warga Plumbon hampir pingsan dan memilih pulang. Sehingga tinggal dua warga yaitu Sukar dan Sarimin yang bertahan untuk menguruk tanah pada tiga lubang. Jurnalis Video: BUDI PURWANTOEditor/Narator: Ngarto FebruanaMusik: Dead or Alive, Must Go On, JewelBeat