Explained: Setahun Perang Rusia-Ukraina, Babak Baru Usai Joe Biden Temui Zelensky
Videografer
Editor
Rabu, 22 Februari 2023 02:15 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden tiba di ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Senin 20 Februari 2023. Biden bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Ini merupakan kunjungan perdana Biden ke Ukraina sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi ke negara tetangga itu pada 24 Februari 2022.
Joe Biden menjanjikan bantuan militer baru untuk Ukraina senilai US$500 juta atau sekitar Rp7,5 triliun. Paket bantuan militer akan mencakup amunisi artileri, sistem anti-lapis baja, dan radar pengawasan udara untuk membantu melindungi rakyat Ukraina dari pengeboman udara
Diplomat top Cina, Wang Yi akan mengunjungi Rusia pekan ini. Kunjungan dilakukan hanya selang beberapa hari setelah Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin, 20 Februari 2023 di Kyiv.
Wang tegas membantah tudingan AS bahwa Cina akan memasok senjata ke Rusia. Sebaliknya Cina menuduh AS sengaja memperpanjang perang karena produsen senjatanya mendapat untung besar dari penjualan.
Pada Selasa 21 Februari 2023, Presiden Vladimir Putin akan menyampaikan tentang keadaan terkini yang dia sebut "operasi militer khusus" di Ukraina pada elite politik dan militer Rusia Banyak orang Rusia ingin tahu apa rencananya untuk tahun depan.
Data Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), bahwa sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai 24 Februari 2022 hingga 12 Februari 2023, tercatat 18.955 korban sipil di Ukraina. Dari jumlah itu, 7.199 tewas dan 11.756 orang luka-luka.
Sebagian besar korban sipil disebabkan oleh penggunaan senjata peledak dengan efek area yang luas, termasuk penembakan dari artileri berat, sistem peluncuran roket ganda, misil, dan serangan udara.
Menurut intelijen Barat, sebanyak 60.000 tentara Rusia mungkin telah tewas di Ukraina sejak perang dimulai setahun lalu.
Lalu kapankah perang Rusia Ukraina berakhir? Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO dan sejumlah pengamat mengungkapkan perang bisa terjadi dalam beberapa bulan, tahun atau bahkan hingga waktu yang tak terbatas.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan tak ada yang tanda-tanda bahwa Putin akan melunak.